REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno telah menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2019 di Kuningan, Jakarta Selatan. Rini pun berharap, siapapun presiden dan wakil presiden terpilih, bisa membawa BUMN ke depan semakin maju dan sehat agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
“BUMN itu milik negara, milik rakyat, jadi tolong dijaga,” kata Rini kepada wartawan sesaat setelah mencoblos pilihannya di Jakarta, Rabu (17/4).
Rini mengatakan, BUMN sebagai entitas bisnis harus dikelola secara transparan dan profesional agar dapat terus menghasilkan peningkatan profit bagi negara. Namun, karena status BUMN yang merupakan perseroan, memilik tanggung jawab yang lebih besar daripada badan usaha swasta yang ada.
Oleh sebab itu, menjaga kesehatan BUMN menjadi tanggung jawab Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Sebab, dari waktu ke waktu BUMN akan terus diturunkan kepada anak, cucu, dan cicit di masa yang akan datang untuk membantu pembangunan ekonomi.
“Harus dijaga kesehatannya, bisa mencetak keuntungan. BUMN ini harus diturunkan ke anak, cucu, dan cicit kita,” kata Rini.
Lebih daripada itu, Rini menegaskan, berdasarkan Undang-Undang BUMN Nomor 19 Tahun 2003, BUMN harus mampu mendorong perekonomian nasional serta menguatkan perekonomian masyarakat yang lemah menjadi kuat. Hal itulah, kata Rini yang membuat tanggung jawab BUMN menjadi lebih besar terhadap negara.
Sebelumnya, dalam Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kementerian BUMN ke-21, pekan lalu, Rini menyampaikan, sebanyak 143 BUMN yang ada di Indonesia berhasil mencetak keuntungan sebesar Rp 200 triliun sepanjang tahun 2018. Besarnya keuntungan itu, diklaim Rini sebagai hasil dari pengelolaan BUMN yang transparan dan profesional di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Di sisi lain, mengacu data terakhir akumulasi dari Kementerian BUMN, total utang BUMN mencapai Rp 2.394 triliun, meningkat daripada total utang sepanjang 2017 yang mencapai Rp 1.623 triliun. Pemerintah menilai, kenaikan utang tersebut masih cukup wajar karena diikuti oleh kenaikan laba dan aset perserooan.
Adapun total aset BUMN sepanjang tahun 2018 tercatat mencapai Rp 8.092 triliun. Nilai aset itu naik sebesar Rp 882 triliun dari posisi tahun 2017 sebesar Rp 7.210 triliun.