REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Sebanyak tujuh orang tewas dalam serangan terhadap Kementerian Komunikasi Afghanistan di Kabul pada Sabtu, (20/4). Para korban tewas itu terdiri dari empat warga sipil serta tiga petugas polisi.
Dalam kejadian itu, delapan warga sipil lainnya terluka. Kejadian ini menandai ancaman keamanan yang berkelanjutan, meski ada upaya diskusi damai dengan Taliban.
Serangan tersebut dimulai tak lama sebelum tengah hari. Awalnya, sebuah bom bunuh diri diledakkan di pintu masuk gedung bertingkat kementerian, lalu diikuti oleh tembakan yang bisa didengar dari jarak lebih dari satu mil.
"Kami melihat seorang pria bersenjata mencoba mendobrak pintu kantor. Ketika kami kehabisan, ia mencoba menembak kami dan mulai berteriak 'Saya akan membunuh semua orang di sini' begitu," ujar seorang administrator kantor di Kementerian Komunikasi Afghanistan Syeda Rashid, dilansir Reuters, Ahad, (21/4).
Ia manambahkan, setidaknya enam wanita mengalami luka. Gambar-gambar di televisi juga menunjukkan orang-orang melarikan diri usai tembakan dan ledakan.
Petugas keamanan berjaga di depan Kementerian Komunikasi, Kabul, Afghanistan, Sabtu (20/4). (EPA-EFE/JAWAD JALALI)
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan Nasrat Rahimi menyatakan, polisi kemudian menutup area di sekitar gedung. Sebab, sekitar tiga penyerang bertempur melawan pasukan keamanan selama beberapa jam sebelum serangan itu akhirnya ditahan.
Kementerian dalam negeri pun menyatakan, lebih dari 2.800 karyawan kementerian komunikasi diungsikan selama operasi pembersihan. Beberapa anak kecil dan staf di pusat pengasuhan anak untuk pegawai kementerian juga dievakuasi.
"Kami sedang makan siang saat mendenger ledakan," ujar pekerja di pusat pengasuhan anak Rabia. Ia lalu membawa anak-anak ke ruang aman dan hanya menunggu sampai pasukan keamanan tiba.