REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Warga Ukraina tengah bersiap memilih calon presiden (capres) putaran kedua yang dimulai pada Ahad (21/4) waktu setempat. Presiden petahana Ukraina Petro Poroshenko akan bersaing ketat dengan komedian Vladimir Zelenskiy.
Dilansir Anadolu Agency, pada putaran pertama, pemilihan presiden yang digelar 31 Maret lalu, menunjukkan Poroshenko dan Zelenzkiy berada pada tingkat paling atas. Masing-masing mendapatkan 15,95 persen dan 30,24 persen suara.
Dikarenakan tidak ada kandidat yang melampaui ambang 50 persen, presiden negara berikutnya akan dipilih dalam limpasan pemilihan putaran kedua yang dijadwalkan 21 April. Sekitar 30 juta pemiih diprediksi akan memberikan suaranya lagi untuk putaran kedua ini. Sementara sekitar lima juta orang yang tinggal di Donbas, dan Crimea (yang dianeksasi Rusia), tidak dapat memilih.
Menurut Survey publik terakhir, komedian Zelenskiy diprediksi akan memenangkan pemilihan presiden baru Ukraina. Survey dilakukan oleh Grup Penilaian Ukraina mencatat bahwa Zelenskiy akan mendapatkan 73 persen suara sedangkan Poroshenko berada di 27 persen. Menurut undang-undang pemilihan negara, hasil pemungutan suara dna penghitungan suara resmi akan diumumkan pada 1 Mei.
Seorang perawat berusia 36 tahun memutuskan memilih aktor dan komedian Zelenskiy dalam pemilihan putaran pertama dan kedua. "Ada kemungkinan 90 persen dia akan menjadi bencana, tapi aku tetap akan memilihnya," kata Alyona Sych dilansir The Guardian. "Saya tahu 100 persen bahwa lelaki saat ini adalah bencana, jadi tentu saja aku akan pergi untuk kesempatan 10 persen kita benar-benar bisa mengubah keadaan," tambahnya.
Aktor yang sehari-harinya memainkan peran pada acara televisi populer Ukraina, Servent Of The People seperti tidak disangka menjadi nyata maju ke dalam pencalonan kursi kepresidenan. Komedian berusia 41 tahun dengan wajah segar ini adalah pengulangan terbaru dari fenomena global orang di luar politik yang menantang arus utama pada pemerintahan. Namun, tidak seperti pemberontak populis di negara lain, Zelenskiy maju ke calon presiden tanpa benar-benar membuat janji atau saran kebijakan.
Zelenskiy menghindari kampanye standar demi video-video Instagram yang unik, dan pertunjukan komedi standupnya. Ia bahkan tidak memiliki banyak pendukung yang berdedikasi. Sebagian besar, seperti Sych, mengatakan mereka memberikan suaranya sebagai taruhan bahwa komedian itu tidak bisa lebih buruk daripada status quo.
Saat acara debat capres, Zelenskiy menunjukkan kelemahannya, dan dengan pendukung yang sedikit sehingga Poroshenko mengisi bagian-bagian yang ia pahami. Hal ini menjadi pertanda lain, bahwa jika komedian menang, makan hal itu akan menjadi kemenangan bukan dari pendukung Zelenskiy yang mendukungnya, namun melainkan pemenang dari pendukung anti-Poroshenko, suara anti-kemapanan.
"Saya bukan lawan Anda, saya adalah hukuman bagimu. Saya adalah hasil dari kesalahan Anda," ujar Zelenskiy kepada Poroshenko di atas panggung debat, di Stadium Olimpiadi Kyiv.
Kemenangan komedian diprediksi diraihnya. Kerumunan calon penasihat, antek, pembimbing, dan mentor terus tumbuh, seperti halnya di sekitar presiden fiksi (pada acara tv) Zelenskiy. Beberapa dari orang-orang ini, tidak diragukan lagi, ingin mempertahankan tempat di palung bantuan keuangan jika pusat kekuasaan bergeser.
Seorang Jurnalis yang menjadi anggota parlemen yang mendukung Poroshenko, namun kecewa dengannya dan akhirnya kini bertindak sebagai penasihat tim Zelenskiy, Serhiy Leschenko mengatakan: "Jika kita memiliki presiden baru yang tidak siap untuk pekerjaan, itu adalah pilihan yang buruk untuk Ukraina, jadi kami memutuskan untuk membantu," katanya.
Dia mengkritik Poroshenko karena kegagalannya, dan mengatakan Zelenskiy mungkin akan menjadi presiden yang baik. "Dia menunjukkan kemajuan dan telah belajar dengan sangat baik untuk peran barunya," tambah Leschenko.