REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Siswa kelas IX, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Baleendah, Kabupaten Bandung, melaksanakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) secara mandiri, Senin (22/4) hingga Kamis (25/4). Dalam pelaksanaannya, sebagian siswa menggunakan fasilitas laptop milik sendiri dan guru.
Kepala Sekolah SMPN 3 Baleendah, Wawan Hermawan, mengatakan sebanyak 429 orang siswa mengikuti UNBK yang diselenggarakan mandiri dimulai tahun ini. UNBK dibagi menjadi tiga sesi ujian.
Dua tahun ke belakang, menurutnya, pihaknya menumpang di SMK untuk mengikuti UNBK. "Tahun kemarin UNBK di SMK 2 Baleendah, alhamdulillah lancar. Tapi siswa mengeluhkan lokasi ujian yang jauh saat itu," ujarnya saat ditemui di sekolah, Senin (22/4).
Tidak hanya itu, secara psikologis, mental siswa mengikuti ujian di sekolah lain cenderung menurun. Terlebih, pada hari pertama, siswa banyak yang tidak tahu lokasi ruangannya dan kebingungan serta banyak yang panik.
"Saya temukan, ketika siswa datang kesiangan dan ruangan tidak tahu akhirnya nangis," katanya.
Atas kondisi tersebut, dirinya mengumpulkan wakil kepala sekolah dan berembuk membahas rencana penyelenggaraan UNBK bisa mandiri. Meski ruangan cukup untuk kegiatan ujian, fasilitas komputer masih menjadi kendala karena kurang.
Wawan mengatakan jumlah peserta ujian sebanyak 429 siswa. Dengan dibagi tiga sesi, menurutnya, kebutuhan komputer sebanyak 147 unit dengan cadangan 10 unit. Sehingga total yang dibutuhkan mencapai 157 unit komputer.
"Komputer sekolah hanya ada 57 unit. Kita tawarkan dan tanyakan ke anak-anak yang punya laptop dipinjam untuk ujian," katanya.
Dirinya mengatakan, pihaknya meminjam laptop kepada siswa yang punya. Sedangkan yang tidak ada, tidak menjadi masalah dan tidak dipaksakan.
Ia mengatakan, laptop yang berasal dari siswa sebanyak 100 unit. Namun, beberapa diantaranya tidak bisa digunakan. Sehingga yang terpakai hanya 79 unit. Selain itu, 17 laptop milik guru dipinjam digunakan untuk ujian. Selain itu, dirinya mengaku meminjam cadangan komputer ke gugus.
"Laptop milik siswa dan guru kita jaga ketat dan amankan di ruangan saya. Tiap beres ujian langsung diamankan. Kita juga punya berita acara dengan orang tua," ungkapnya.
Sebelum berinisiatif meminjam laptop siswa dan guru, Wawan mengaku terlebih dahulu menanyakan kepada Dinas Pendidikan, apakah bisa meminjam laptop siswa untuk ujian. Menurutnya, pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung membolehkan hal tersebut.