Jumat 24 Jan 2025 12:49 WIB

Konservasi dan Pelestarian Informasi: Jaga Warisan Pengetahuan untuk Generasi Mendatang

Konservasi menjadi perhatian penting di tengah digitalisasi.

Konservasi dan pelestarian informasi semakin menjadi perhatian penting di tengah berkembangnya teknologi dan digitalisasi.
Foto: dok Republika
Konservasi dan pelestarian informasi semakin menjadi perhatian penting di tengah berkembangnya teknologi dan digitalisasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konservasi dan pelestarian informasi semakin menjadi perhatian penting di tengah berkembangnya teknologi dan digitalisasi. Di berbagai lembaga, termasuk perpustakaan, arsip, dan museum, kegiatan pelestarian informasi bertujuan untuk menjaga bahan-bahan yang memiliki nilai sejarah, budaya, dan ilmiah agar tetap dapat diakses oleh generasi mendatang. Pelestarian ini mencakup berbagai jenis dokumen, buku, arsip, dan bahkan media digital yang memiliki potensi untuk memberikan pengetahuan penting bagi studi sejarah, penelitian, dan pengembangan budaya di masa depan.

Menurut Suagam, pustakawan Universitas Nusa Mandiri (UNM), salah satu tantangan terbesar dalam pelestarian informasi adalah kerusakan fisik yang terjadi pada bahan pustaka seiring berjalannya waktu. Buku tua, manuskrip, arsip sejarah, dan dokumen penting sering kali mengalami kerusakan akibat faktor usia, kelembaban, suhu, serta paparan cahaya.

“Oleh karena itu, banyak perpustakaan dan arsip yang melakukan pemulihan dan konservasi terhadap bahan-bahan ini dengan teknik-teknik khusus. Proses ini tidak hanya melibatkan restorasi fisik, tetapi juga digitalisasi untuk memastikan bahan tersebut dapat diakses dalam bentuk salinan elektronik yang lebih tahan lama,” jelasnya dalam rilis yang diterima, Jumat (24/1/2025).

Seiring dengan perkembangan zaman, ungkap Suagam digitalisasi menjadi salah satu solusi utama dalam pelestarian informasi. Digitalisasi dokumen penting memungkinkan bahan pustaka yang rapuh dan usang untuk disalin ke dalam format digital, yang tidak hanya lebih aman, tetapi juga lebih mudah diakses oleh masyarakat luas.

“Proses digitalisasi ini banyak diterapkan pada koleksi langka, seperti manuskrip kuno, peta, foto, dan arsip-arsip bersejarah. Dengan cara ini, informasi yang terkandung dalam dokumen tersebut tetap dapat dipelajari dan digunakan oleh peneliti, akademisi, dan masyarakat secara lebih praktis,” katanya.

Selain itu, kembali Suagam menjelaskan bahwa digitalisasi juga memungkinkan distribusi informasi yang lebih luas dan efisien. Melalui perpustakaan digital dan platform online, pengguna dari berbagai penjuru dunia dapat mengakses koleksi yang telah didigitalkan tanpa harus mengunjungi lokasi fisik. Ini tidak hanya memudahkan proses penelitian, tetapi juga mengurangi risiko kerusakan lebih lanjut pada bahan pustaka yang seringkali sensitif dan tidak dapat dipinjam secara sembarangan.

“Namun, digitalisasi bukan tanpa tantangan. Salah satu kendala utamanya adalah biaya dan teknologi yang dibutuhkan untuk memindahkan data ke format digital dengan kualitas yang baik dan dapat dipertahankan dalam jangka panjang,” tegasnya.

Ia menyampaikan di sisi lain, pelestarian informasi juga mencakup upaya untuk menjaga informasi digital itu sendiri. Dengan pesatnya perkembangan teknologi, banyak data dan informasi kini disimpan dalam bentuk digital, namun banyak dari platform dan perangkat yang digunakan untuk menyimpan data ini cepat usang dan tidak kompatibel lagi dengan teknologi baru.

“Oleh karena itu, perlu ada standar dan upaya berkelanjutan dalam menyimpan dan memelihara data digital agar tetap dapat diakses dalam jangka panjang. Banyak institusi dan perpustakaan kini mengadopsi teknologi penyimpanan berbasis cloud yang lebih aman dan dapat diakses oleh banyak pengguna,” tandasnya.

Ia menambahkan pentingnya konservasi dan pelestarian informasi tidak hanya terbatas pada aspek teknis, tetapi juga berkaitan dengan nilai sejarah dan budaya yang terkandung dalam bahan-bahan tersebut. Banyak dokumen, karya seni, dan catatan sejarah yang mencerminkan identitas sebuah bangsa atau masyarakat. Oleh karena itu, pelestarian ini juga merupakan bagian dari upaya melestarikan warisan budaya yang sangat berharga.

“Dengan menjaga dan merawat informasi yang ada, kita tidak hanya melestarikan pengetahuan masa lalu, tetapi juga memastikan bahwa pengetahuan tersebut dapat terus menginspirasi generasi-generasi yang akan datang. Secara keseluruhan, konservasi dan pelestarian informasi adalah upaya penting yang tidak hanya melibatkan tindakan fisik terhadap dokumen atau arsip, tetapi juga mempertimbangkan perkembangan teknologi untuk memastikan akses informasi yang aman dan berkelanjutan,” tutupnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement