Kamis 25 Apr 2019 12:00 WIB

Gubernur Sumbar Prediksi Inflasi Selama Ramadhan Stabil

Ketersediaan sejumlah bahan pokok dan komoditas sudah mencukupi untuk Ramadhan.

Rep: Febrian Fachri / Red: Andi Nur Aminah
Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno dalam acara Sosialisasi Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2019 yang digelar di hotel Mercure Padang, Rabu (24/4).
Foto: dok. Humas Pemprov Sumbar
Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno dalam acara Sosialisasi Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2019 yang digelar di hotel Mercure Padang, Rabu (24/4).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno mengatakan inflasi di daerahnya akan stabil selama bulan Ramadhan tahun ini. Karena ketersediaan bahan pokok seperti cabai, bawang merah, telur, daging, daging ayam mencukupi untuk Ramadhan dan Idul Fitri.

Selain faktor ketersediaan bahan pokok tersebut, Irwan mengatakan, inflasi juga terjaga karena kelancaran distribusi dan kenaikan tarif penumpang. Bahan pokok seperti cabai, bawang merah, telur, daging, daging ayam menjadi penyumbang inflasi, terutama dikomoditas cabai dan bawang merah. Namun secara umum perhitungan inflasi kita cukup stabil, mulai dari kesediaan pasokan bahan pangan strategis, kelancaran distribusi dan kenaikan tarif angkutan penumpang," kata Irwan, Kamis (25/4).

Baca Juga

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumbar baru saja menggelar High Level Meeting atau rapat tingkat pengambil kebijakan untuk membahas persiapan Ramadhan dan Idul Fitri. TPID mengkaji kemungkinan inflasi dan kondisi pasar menjelang Ramadhan karena kebutuhan akan bahan pokok dan komiditi lainnya meningkat. Irwan yang menjabat sebagai ketua TPID Sumbar merasa perlu ada upaya menjaga ketersedian barang dan juga dengan menjaga stabilitas harganya.

Irwan menambahkan beberapa langkah yang dilakukan untuk pengendalian inflasi di antaranya efesiensi sistem perdagangan, pengendalian harga dan stok bahan pangan strategis untuk bulan Ramadhan, menggelar pasar murah pangan di sejumlah titik, serta inspeksi mendadak atau sidak ke sejumlah pasar maupun jaringan distribusi barang. Supaya dapat mengantisipasi adanya penimbunan barang, terutama bahan makanan pokok dan distribusi BBM dan LPG.

“Semua pihak dapat saling bekerjasama dalam pengawasan distribusi barang dan memantau harga barang dengan instansi terkait," ucap Irwan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement