Kamis 25 Apr 2019 13:36 WIB

Indonesia-China Tanda Tangani Protokol Ekspor Manggis

China kembali mengizinkan Indonesia untuk mengekspor manggis ke negara tersebut

Manggis
Manggis

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi dan Menteri Bea Cukai China Ni Yue Feng, Kamis (25/4), menandatangani protokol perdagangan manggis. Penandatanganan protokol perdagangan manggis ini setelah China mengizinkan Indonesia kembali mengekspor buah tersebut ke negaranya.

"Kerja sama ini bagian dari peningkatan konektivitas dan investasi," kata Menlu Retno sebelum menandatangani naskah protokol.

Baca Juga

Penandatanganan dilakukan di Beijing pada Kamis (25/4) di sela-sela Konferensi Kerja Sama Internasional Sabuk Jalan (BRF) II.

Dengan penandatanganan protokol tersebut, impor manggis dari Indonesia akan meningkat sejak China memberikan izin Indonesia kembali mengirimkan manggis ke negara berpenduduk terbanyak di dunia itu dua tahun lalu.

Retno mencatat bahwa China merupakan mitra dagang terbesar bagi Indonesia, dengan nilai perdagangan kedua belah pihak sebesar 70 miliar dolar AS (sekitar Rp 990 triliun) pada 2018. Nilai perdagangan tahun lalu meningkat 23 persen dibandingkan pada 2017.

"Namun kami melihat defisit perdagangan Indonesia dengan China masih cukup besar. Oleh karena itu, kita sepakat untuk mempersempit gap defisit dan menjadikan perdagangan lebih seimbang dan saling menguntungkan," ujarnya.

Retno didampingi Dubes RI untuk China Djauhari Oratmangun dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Bea Cukai China dan jajarannya.

Dalam kesempatan tersebut, Menlu juga menyampaikan bahwa Indonesia telah memfasilitasi ekspor buah-buahan dari China, di antaranya jeruk mandarin. "Saya berharap Yang Mulia dapat memberikan bantuan dalam finalisasi impor salak dari Indonesia, termasuk menurunkan tarif buah nanas agar perdagangan bilateral ini lebih menguntungkan kedua belah pihak," ujarnya, merujuk pada Menteri Ni Yue Feng.

Ni Yue Feng menyambut positif permintaan yang disampaikan oleh Menlu Retno tersebut. "Saya sangat senang pada hari ini kita dapat menandatangani protokol impor manggis dari Indonesia," ujarnya.

Pada akhir 2017, China kembali membuka keran impor manggis dari Indonesia setelah sempat ditutup pada 2014 karena kandungan zat kimia. Sejak izin diberikan lagi, buah manggis dari Indonesia mudah dijumpai di pasar-pasar modern dan tradisional China, bersaing dengan manggis Thailand.

Konferensi BRF II di Beijing pada 24-27 April 2019 turut dihadiri Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Pada BRF I di Beijing pada Mei 2017, Presiden Joko Widodo hadir bersama sejumlah kepala negara/pemerintahan, termasuk Presiden China Xi Jinping sebagai penggagas Sabuk Jalan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement