Kamis 25 Apr 2019 18:54 WIB

Purwakarta akan Beri Penghargaan Petugas KPPS yang Meninggal

Tercatat ada dua petugas KPPS di Purwakarta yang meninggal dunia.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Andi Nur Aminah
Keluarga petugas KPPS yang meninggal dunia di Kabupaten Purwakarta
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Keluarga petugas KPPS yang meninggal dunia di Kabupaten Purwakarta

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemkab Purwakarta akan menggandeng KPU setempat, untuk menyelenggarakan penghargaan khusus terhadap petugas KPPS yang meninggal dunia. Selama proses demokrasi lima tahunan ini berlangsung, tercatat ada dua petugas KPPS di Purwakarta yang meninggal dunia.

Sekda Purwakarta, Iyus Permana, mengatakan, baik pemkab maupun KPU akan memberikan sebuah penghargaan dalam bentuk acara. Acaranya, yaitu tribute to pahlawan demokrasi. Rencananya, penghargaan ini akan digelar setelah proses rekapitulasi suara selesai dilaksanakan. "Kita sudah berkomunikasi dengan KPU. Mereka setuju," ujar Iyus, kepada sejumlah media, Kamis (25/4).

Baca Juga

Tribute to pahlawan demokrasi ini, merupakan salah satu penghargaan dan penghormatan atas jasa-jasa para pahlawan demokrasi itu. Apalagi, dua petugas KPPS yang meninggal dunia ini, merupakan tulang punggung bagi keluarganya. Serta, anak-anak mereka masih duduk di bangku sekolah.

Tak hanya itu, mewakili Pemkab Purwakarta, Iyus mengucapkan turut berbelasungkawa kepada keluarga korban. Serta,  ucapan terima kasih kepada seluruh petugas maupun pihak yang telah menyukseskan Pemilu 2019.

 

Acara itu sendiri menurut Iyus, direncanakan akan digelar setelah penghitungan selesai. Dalam acara tersebut, akan disematkan kepada keluarga korban maupun ahli waris sebagai pahlawan demokrasi.

Pada Pemilu 2019, ada dua orang petugas KPPS asal Kabupaten Purwakarta yang meninggal akibat kelelahan saat bertugas. Yaitu Ketua KPPS TPS 03 Deden Damanhuri (46) asal Desa Cipeundeuy Kecamatan Bojong. Serta Carman anggota KPPS TPS 01 asal Desa Gardu, Kecamatan Kiarapedes.

Sementara itu, isteri Deden Damanhuri, Popon Komariah (40 tahun), mengaku sangat berterimakasih atas perhatian semua pihak. Sejak suaminya meninggal pada 17 April kemarin, usai pengambilan sumpah jabatan, banyak perhatian yang ditujukan pada keluarganya. Mulai dari KPU Purwakarta, Wabup Purwakarta Aming, Kapolres Purwakarta, Gubernur Jabar sampai pimpinan partai politik.

"Terima kasih banyak atas perhatiannya. Saya sudah ikhlas, suami saya pergi untuk selamanya. Doakan kami, supaya tetap kuat dalam menjalani kehidupan ini," ujar ibu tiga anak tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement