REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Dalam rangka memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya masyarakat di sepanjang Kanal Panampu Makassar agar tidak membuang sampah ke Kanal Panampu, Kementerian Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Laut melalui Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar bekerjasama dengan Lantamal VI Makassar menggelar Program Padat Karya Aksi Masal Bersih-Bersih Kanal Panampu sepanjang 2,8 kilometer yang di mulai dari Al Markaz sampai Trashrack Panampu pada hari ini, Ahad (28/4). Pasalnya, 10 ton sampah setiap hari mengotori kanal ini.
Kegiatan aksi massal ini disaksikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Arif Toha dan jajaran pejabat dari Pemerintah Kota Makassar dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Ditjen Perhubungan Laut di wilayah provinsi Sulawesi Selatan.
Menurut Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar, Rahmatullah, warga masyarakat di sepanjang Kanal Panampu yang meliputi 4 kecamatan yakni Talo, Panampu, Ujung Tanah dan Bontowala mempunyai peran yang sangat penting dalam menjaga kebersihan Kanal Panampu.
“Program aksi massal bersih-bersih Kanal Panampu ini melibatkan sekitar 2.000 orang yang terdiri dari warga masyarakat sekitar, wakil instansi dan para pemangku kepentingan di pelabuhan Makassar serta para taruna akademi pelayaran. Program padat karya ini sejalan dengan visi pelabuhan Makassar yaitu Pelabuhan menuju zero-sampah pada tahun 2021,” ujar Rahmatullah dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Ahad (28/4).
Ribuan warga bersama Kemenhub dan Lantamal VI Makassar menggelar Program Padat Karya Aksi Masal Bersih-Bersih Kanal Panampu (Foto: Humas Ditjen Hubla)
Menurut Rahmatullah, tujuan utama kegiatan ini dilaksanakan adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah di Kanal Panampu. Kata dia, saat ini, setiap hari sekitar 5 sampai 10 ton sampah khususnya sampah plastik masih mengotori kanal ini yang pada akhirnya akan hanyut dan langsung terbawa ke laut dan bertumpuk di kolam pelabuhan Makassar.
“Sampah, khususnya sampah plastik sering dibuang ke kanal Panampu yang akhirnya akan menuju ke laut dan menjadi perusak bagi ekosistem di laut. Sebagai contoh sudah sering kita dengar, beberapa ikan paus telah mati dan terdampar di beberapa tempat dan yang lebih menyedihkan lagi adalah setelah dibedah, di perut ikan tersebut terdapat puluhan kilogram plastik," ujar Rahmatullah.
Masih menurut Rahmatullah, sebelum kegiatan aksi massal ini dilaksanakan, sebanyak 45 orang warga masyarakat setempat dilatih selama empat hari mulai tanggal 24 hingga 27 April 2019 untuk menjadi Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas).
“Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) ini selanjutnya akan bertugas memberikan penyuluhan dan melakukan pengawasan kepada masyarakat sekitar agar tidak membuang sampah ke kanal," ujar Rahmatullah.
Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Arif Toha yang ikut menyaksikan pelaksanaan kegiatan padat karya, aksi massal bersih-bersih kanal Panampu ini menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar dan Lantamal VI yang telah berinisiatif melaksanakan kegiatan aksi massal bersih kanal pada hari ini (28/4).
“Kami sangat mengapresiasi kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan menyukseskan kegiatan aksi massal ini, khususnya kepada Lantamal VI yang telah menyediakan ruangan dan para instruktur dalam memberikan pelatihan kepada Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) dari tanggal 24 sd. 27 April 2019,” kata Arif Toha.
Menurut Arif Toha, dengan dilantiknya Pokmaswas ini bukan merupakan tugas terakhir tapi justru menjadi awal dari tugas bersama untuk menjadikan kanal Panampu bersih dari sampah.
"Mulai sekarang kita harus malu membuang sampah di kanal demi Makassar yang bersih. Jadikan Makassar Saya, Makassar Bersih," ujar Arif Toha.
Arif juga berharap, agar kegiatan aksi massal bersih sampah plastik ini dapat diikuti oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Ditjen Perhubungan Laut lainnya guna mendukung program Pemerintah untuk mengurangi sampah plastik di laut Indonesia sebesar 70 persen pada tahun 2025.
Yang paling penting, kata dia, adalah bagaimana mencegah warga atau siapapun untuk tidak membuang sampah sembarangan agar lingkungan menjadi bersih dan sehat. Mulailah dari lingkungan terkecil dulu, mulai dari diri sendiri dan mulailah dari sekarang. Sediakan selalu tempat sampah yang memadai di setiap sudut atau tempat yang mudah terjangkau.
"Tumbuhkan rasa peduli dan tanamkan rasa memiliki sedini mungkin. Dengan rasa memiliki dan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan maka niat baik kita semua untuk mengurangi sampah di lingkungan sekitar dapat terwujud," kata Arif Toha.