REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Perempuan di era revolusi industri 4.0 dinilai memiliki pengaruh besar dalam pembangunan di Kabupaten Sleman. Terlebih, jumlah wanitanya sudah mencapai 50 persen dari total penduduk.
Bupati Sleman, Sri Purnomo mengatakan, dari segi kuantitas saat ini perempuan di Kabupaten Sleman memang sudah terbilang seimbang. Namun, apakah keseimbangan yang sama ada dari segi kualitas?
Tentu ada banyak tolak ukur dalam menelaahnya. Bagi Sri, salah satu alat ukur yang bisa digunakan sebesar apa eksistensi perempuan-perempuan di Kabupaten Sleman dalam pembangunan.
"Jumlah aparatur sipil negara di Kabupaten Sleman sebanyak 8.000 lebih, jumlah wanita lebih banyak, seperti beberapa waktu lalu yang mengisi formasi guru dan kesehatan lebih banyak wanita," kata Sri di Pendopo Rumah Dinas Bupati, Rabu (24/4).
Hal itu diungkapkan tepat pada Peringatan Hari Kartini. Dari sana, ia merasa peran perempuan saat ini, khususnya di Kabupaten Sleman, sudah memiliki posisi yang seimbang.
Setidaknya, sudah ada keseimbangan kesempatan untuk bersaing dalam berbagai sektor. Maka itu, tepat tema Perempuan Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0 Kritis, Kreatif dan Tangguh.
"Ini menjadi sangat relevan dengan kondisi yang ada," ujar Sri.
Terpisah, Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun mengungkapkan, saat ini jumlah perempuan di Kabupaten Sleman sudah mencapai 536.822 jiwa. Memang sekitar 50 persen dari total 1.063.938 penduduk.
Ia berpendapat, potensi perempuan yang begitu besar sangat perlu dioptimalkan. Salah satunya bisa dilakukan dengan memberikan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan yang seimbang.
Untuk itu, Sri berharap, kaum perempuan di Sleman untuk senentiasa terpacu untuk menggali dan mengembangkan potensi diri. Mereka diminta tekun dan sabar dalam mengejar cita-cita dan harapan.
"Tanpa melupakan kodratnya seperti yang telah diteladankan RA Kartini," kata Sri di Peringatan Hari Otonomi Daerah di Lapangan Pemda Sleman, Kamis (25/4).
Terlebih, ia mengingatkan, pemerintah daerah sudah menempatkan ujung tombak pembangunan nasional. Utamanya, dari implementasi otonomi daerah yang telah berjalan 23 tahun.
Untuk itu, perempuan diminta bisa mengambil peran menghasilkan dampak positif. Mulai pertumbuhan ekonomi daerah yang merata, sampai menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran.
Namun, Sri menekankan, dukungan terhadap itu tidak bisa dilakukan pemerintah sendiri tanpa dukungan pemangku kebijakan lain. Serta, tentu saja keterlibatan aktif masyarakat.
Karenanya, perlu sinergi kuat untuk itu semua. Meski begitu, ia menegaskan, untuk Kabupaten Sleman Pemkab akan terus membuka ruang paritispasi sebesar-besarnya bagi masyarakat.
"Khususnya, dalam setiap program dan kebijakan yang menyangkut kepentingan masyarakat," ujar Sri.