REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sprinter juara olimpiade Michael Johnson mengalami dampak yang tidak terlalu parah akibat stroke karena ia berhasil melakukan pemulihan secara keseluruhan dengan sangat baik. Kini, ia mengajak orang lain untuk menyadari gejala yang dapat menunjukkan serangan serupa.
Johnson, yang secara fisik tetap aktif sejak pensiun dari atletik pada 2000, mengalami serangan stroke pada September tahun lalu. Ia ingin menunjukkan kepada siapa pun bahwa bugar secara fisik bukanlah jaminan untuk terhindar dari serangan mematikan itu.
Pria warga negara Amerika Serikat berusia 51 tahun itu sekarang bermitra dengan American Stroke Association dalam kampanye pendidikan pencegahan stroke. Dokter sangat menghargai pemulihan Johnson yang tidak lain karena ia segera mencari bantuan medis setelah mengalami beberapa gangguan setelah sesi latihan rutin, meskipun pada saat itu ia tidak tahu bahwa gejala itu adalah stroke.
"Setelah latihan itu saya mulai mengalami hal-hal sangat aneh," kata Johnson dalam sebuah wawancara dengan Reuters TV awal pekan ini. "Kaki kiri saya terasa lemah dan kurang koordinasi dan juga kesemutan dan mati rasa di lengan kiri saya."
Johnson lalu memutuskan ke ruang gawat darurat dan bukan karena merasa tidak nyaman atau rasa sakit atau mengetahui mengalami stroke. Tetapi, itu hanya karena kehati-hatian dan pada akhirnya menjadi keputusan yang tepat karena ia didiagnosa mengalami stroke.
Stroke dapat terjadi pada siapa saja kapan saja ketika aliran darah ke area otak terputus. "Apa yang saya pelajari sejak mengalami ini adalah bahwa stroke dapat terjadi pada siapa saja dan itu terjadi pada saya," katanya menambahkan.
Johnson adalah bintang atletik Olimpiade 1996 di Atlanta ketika ia menjadi pelari pria pertama yang memenangi dua nomor sekaligus, yaitu 200 meter dan 400 meter, serta mencatat rekor dunia di nomor 400 meter. Ia mengulangi sukses di nomor 400 meter di Olimpade Sydney empat tahun kemudian dan menjadi satu-satunya yang mampu mempertahankan gelarnya di ajang olimpiade.
Meskipun kemampuannya berlari sudah lama berlalu, Johnson tetap bersyukur karena stroke yang dialaminya tidak menyebabkan kerusakan permanen yang lebih besar. "Satu-satunya gejala yang saya rasakan sekarang adalah mati rasa di sisi kiri tangan saya dan jari kelingking kiri dan mati rasa di bagian bawah kaki," katanya.