Jumat 03 May 2019 14:00 WIB

Ini Kata Menteri BUMN Soal Mahalnya Tiket Pesawat Garuda

Garuda dinilai tidak menyalahi aturan pemerintah soal tarif batas atas tiket pesawat.

Rep: Sapto Andika Candra / Red: Friska Yolanda
Menteri BUMN Rini Soemarno menghadiri rapat terbatas terkait penyelesaian masalah pertanahan di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (3/5/2019).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Menteri BUMN Rini Soemarno menghadiri rapat terbatas terkait penyelesaian masalah pertanahan di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (3/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno memberi pembelaannya terhadap maskapai pelat merah, Garuda Indonesia, soal mahalnya tarif tiket pesawat. Dari kacamata korporasi, Rini melihat bahwa Garuda tidak menyalahi aturan pemerintah soal tarif batas atas tiket pesawat. Bagi Rini, sepanjang Garuda tunduk pada Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) soal penetapan tarif batas atas, maka sah-sah saja maskapai menjual tiket dengan rentang harga seperti saat ini. 

"Kita lihatnya begini. Sekarang batasnya di mana? Selama BUMN, Garuda, tidak lewati batas yang ditentukan oleh Kemenhub harusnya normal-normal saja," jelas Rini usai menghadiri rapat terbatas tentang persiapan Ramadhan di Kantor Presiden, Jumat (3/5). 

Baca Juga

Rini melihat bahwa 'otak-atik' tarif pesawat kembali lagi kepada regulasi yang dibuat oleh Kementerian Perhubungan, dalam hal ini melalui Permenhub tentang tarif batas atas. "Itu (tarif batas atas) tanya Kemenhub," kata Rini singkat. 

Peraturan soal tarif batas atas tertuang dalam Peraturan Menteri Nomor PM 20 Tahun 2019 tentang Tata Cara dan Formulasi Perhitungan Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri. Beleid tersebut menyebutkan bahwa tarif batas atas ditetapkan oleh Menhub berdasarkan perhitungan biaya operasi pesawat dan justifikasi perhitungan tarif dasar atau tarif jarak.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement