Sabtu 04 May 2019 20:52 WIB

Dreamsea, Upaya Selamatkan Manuskrip di Masjid Kuno At-Taqwa

Masjid itu peninggalan pasukan Pangeran Diponegoro.

Red: Irwan Kelana
Tim dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan University of Hamburg  berupaya menyelamatkan manuskrip di Masjid At-Taqwa yang merupakan peninggalan pasukan Pangeran Diponegoro.
Foto: Dok Dreamsea
Tim dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan University of Hamburg berupaya menyelamatkan manuskrip di Masjid At-Taqwa yang merupakan peninggalan pasukan Pangeran Diponegoro.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid kuno dan pesantren adalah salah satu tempat di mana manuskrip seringkali ditemukan. Begitu pula dengan Masjid Kuno At-Taqwa, yang berlokasi di Dusun Godhegan, Desa Tamanarum, Magetan, Jawa Timur. Oleh pemerintah, masjid ini sudah dinobatkan sebagai salah satu Benda Cagar Budaya sehingga mendapatkan perawatan rutin. 

“Masjid ini didirikan pada sekitar tahun 1840 oleh bekas pengawal Pangeran Diponegoro. Namanya Kiai Imam Nawawi,” tutur Kiai Hamid, sesepuh masjid, melalui rilis Dreamsea yang diterima Republika.co.id, Jumat (3/5).

Kiai Hamid menambahkan bahwa, selain Kiai Nawawi, Eyang Buyut Mustarim juga berperan dalam pendirian masjid ini. Ia merupakan keturunan Ki Ageng Sengoro yang melarikan diri ketika terjadi perang antara Majapahit dan Demak. 

photo
Masjid Kuno At-Taqwa, yang berlokasi di Dusun Godhegan, Desa Tamanarum, Magetan, Jawa Timur.

Pada masa lampau, di sebelah utara masjid ini berdiri pula sebuah pesantren. Tidak ada nama resmi, namun masyarakat sekitar menyebutnya dengan nama ‘Pesantren Godhegan’. Kini tidak ada lagi aktivitas pesantren di samping masjid itu. Meski demikian aktivitas kegiatan belajar mengaji anak-anak di desa ini masih berjalan semestinya.