Ahad 05 May 2019 17:30 WIB

AS: Kami Berdiri Bersama Israel

AS mengecam serangan roket dari Jalur Gaza ke Israel.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Israel serang Jalur Gaza (ilustrasi).
Foto: Fox News
Israel serang Jalur Gaza (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengecam serangan roket terhadap Israel oleh kelompok Hamas dan Jihad Islam. Washington menegaskan berdiri bersama Tel Aviv.

“AS mengecam keras serangan roket yang sedang berlangsung oleh Hamas dan Jihad Islam Palestina dari Gaza terhadap warga sipil tak berdosa dan komunitas mereka di Israel. Kami menyerukan kepada mereka yang bertanggung jawab atas kekerasan untuk segera menghentikan agresi ini,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus dalam sebuah pernyataan, dikutip laman the Times of Israel pada Ahad (5/5).

Baca Juga

Ortagus mengatakan Washington membela hak Israel untuk membela diri terhadap serangan-serangan tersebut.

Utusan khusus AS untuk Timur Tengah Jason Greenblatt turut mengecam Hamas dan Jihad Islam. Ia menyebut kedua kelompok itu terlibat dalam aksi terorisme dengan menembakkan ratusan roket ke komunitas sipil Israel tanpa pandang bulu.

"AS berdiri dengan tegas mendukung hak Israel untuk membela diri dan kami menyerukan kepada masyarakat internasional untuk melakukan hal yang sama,” kata Greenblatt melalui akun Twitter pribadinya.

Pada Sabtu lalu, Israel kembali melancarkan agresi ke Jalur Gaza. Serangan itu diklaim sebagai balasan atas peluncuran roket ke wilayahnya oleh Hamas dan Jihad Islam. Serangan Israel dilaporkan menyebabkan enam warga Palestina tewas, satu di antaranya adalah seorang ibu yang sedang mengandung.

Serangan Israel juga turut menghantam kantor milik kantor berita Turki Anadolu Agency di Gaza. Pemerintah Turki mengutuk keras Israel atas kejadian tersebut. Ankara menilai hal itu menjadi bukti betapa brutalnya Negara Zionis.

Sejak Maret 2018, situasi di Gaza, khususnya di dekat perbatasan dengan Israel telah memanas. Hal itu dipicu oleh digelarnya aksi bertajuk Great March of Return oleh warga Palestina di sana.

Dalam aksi itu mereka menuntut Israel mengembalikan lahan dan tanah yang didudukinya pasca-Perang 1967 kepada para pengungsi Palestina. Selain itu warga Palestina juga menyuarakan protes atas keputusan AS memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem.

Namun aksi demonstrasi yang berlangsung di sepanjang perbatasan Gaza-Israel itu direspons secara represif oleh Israel. Mereka menembaki para demonstran dengan peluru tajam.

Sebanyak 189 warga Palestina tewas sepanjang aksi Great March of Return dilaksanakan. Sementara sekitar 6.016 lainnya mengalami luka ringan dan berat. PBB telah menyatakan bahwa tindakan Israel terhadap para demonstran Great March of Return merupakan kejahatan perang.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement