REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Lembaga Pendidikan Alquran (LBQ) Al-Utsmani juga merupakan salah satu pionir pencetak hafiz di Indonesia. Lembaga yang dibangun pada 1995 ini mende dikasikan diri dalam pembelajaran tajwid dan tahfiz. Ketua Yayasan Al-Utsmani Ustaz Efendi Anwar menyebut, ada dua program utama yang disiapkan oleh lembaga bagi peserta yang ingin mengikuti kegiatan. Yaitu, bimbingan di dalam lembaga dan di luar lembaga.
"Bimbingan di dalam lembaga dibagi menjadi dua, ada program pesantren atau asrama dan pulang-pergi. Bimbingannya juga dibagi beberapa jenjang, ada untuk TK atau PAUD, SD, hingga dewasa. Tapi, un tuk pilihan asrama wajib lulusan SMA/ MA sederajat," ujar Ustaz Efendi, beberapa waktu lalu.
Bagi peserta yang memilih program asrama, mereka akan penuh mendapat pendidikan dan pembelajaran tentang Alquran setiap hari. Bagi yang memilih pulang-pergi, pertemuan seminggu tiga kali, dua kali, hingga seminggu sekali untuk kategori dewasa. Sementara, untuk usia SD hingga SMA minimal sepekan tiga kali. Peserta usia TK atau PAUD pertemuan dilakukan lima kali dalam sepekan.
Tujuan berdirinya Al-Utsmani adalah untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya mempelajari, membaca, menghafal, serta mengamalkan Alquran dalam kehidupan sehari-hari. Lembaga juga ingin mengenalkan Rasm (tulisan) Utsmani sebagai salah satu yang digunakan dalam penulisan Alquran di Indonesia dan menjadi kesepa katan bersama.
Hingga kini, Al-Utsmani telah mengajar lebih dari 3.000 peserta didik dengan jum lah alumni 2.540 orang. Al-Utsmani memiliki program UTSMANI 2020 dengan mem bangun cabang di berbagai daerah. Program ini juga menargetkan melakukan pengkaderan 1.000 hafiz dan guru Alquran serta memberi beasiswa santri PDHQ sebanyak 100 orang setiap tahun.