Senin 13 May 2019 05:05 WIB

Jatah Tiket Final Liga Champions dan Europa Tuai Polemik

Pendukung Liverpool, Tottenham, Chelsea dan Arsenal memprotes pembagian jatah tiket.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Bayu Hermawan
Liga Champions
Liga Champions

REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Final Liga Champions dan Liga Europa menimbulkan polemik. Pasalnya, UEFA hanya memberikan jatah bagi empat klub yang berlaga final tersebut. Fan Liverpool dan Tottenham akan saling berbagi 32.226 tiket untuk final di Madrid, dengan kapasitas Wanda Metropolitano sebesar 68 ribu kursi. Sementara Arsenal dan Chelsea dijatah 6 ribu tiket untuk masing-masing klub.

Chelsea bahkan mengaku mereka hanya memperoleh tiket sebanyak 5.801 kursi. Padahal, kapasitas stadion di Olympic Stadium, di Azerbaijan tersebut sebanyak 68.700 kursi. UEFA mengungkapkan, telah mengalokasikan 37.500 tiket untuk publik secara umum.

Baca Juga

Mengetahui hal tersebut, keempat klub tersebut pun meradang. Mereka beranggapan jatah tiket tersebut terlalu sedikit dibandingkan jumlah fan mereka. Sehingga memancing emosi fan yang ingin datang langsung ke stadion. Suporter Liverpool yang tergabung dalam Spirit of Shankly dan suporter Tottenham, mengeluarkan pernyataan bersama untuk protes ke UEFA. Dua kelompok fan itu meminta penetapan harga tiket yang rasional dan alokasi tiket yang transparan.

''Harus ada transparansi dari UEFA dan kedua klub dalam bagaimana penetapan harga dan alokasi tiket,'' tulis pernyataan kedua kelompok suporter tersebut, dikutip dari BBC, Ahad (12/5).

Menurut mereka, bagi kebanyakan fan, tiket final bukan satu-satuna persoalan. Sebab fan sudah mengeluarkan ribuan pound untuk mengikuti perjalanan panjang klub kebanggaan mereka selama semusim dengan berkeliling ke berbagai negara. Apalagi suporter merupakan unsur penting dalam sebuah pertandingan yang membuat atmosfer pertandingan menjadi begitu berharga bagi televisi, dalam menghasilkan hak siar.

Manajer Liverpool Juergen Klopp minta UEFA lebih sensitif dan beralasan dalam memberikan keputusan. Klopp bersimpati kepada suporter karena mereka tidak hanya kesulitan mendapatkan tiket, tapi juga hotel dan tiket pesawat, untuk melakukan perjalanan ke Azerbaijan pada 29 Mei mendatang.

''Bagaimana Anda dapat (menonton) final di Kiev (tempat Liverpool main di final Liga Champions tahun lalu) dan Baku? saya tidak tahu apakah mereka yang melakukan perjalanan sempat sarapan,'' ungkap Klopp.

Suporter Chelsea menyatakan jatah 6 ribu tiket tidaklah cukup untuk mereka. Walaupun Tim Rolls, petinggi fanbase the Blues, meyakini fan Chelsea lebih marah karena sulitnya mencapai Baku, yang memenangkan hak tuan rumah mengalahkan Sevilla dan Istanbul. Rolls mengaku harus memesan penerbangan ke Tbilisi, Georgia, sebelum menempus perjalanan tujuh jam dengan bus.

Chelsea dan Arsenal bahkan harus menyewa pesawat untuk bisa mencapai Baku. Oleh karena itu, Rolls meyakini fan Chelsea, yang telah menonton 40 sampai 50 pertandingan tandang, sulit untuk pergi ke Baku. ''Baku adalah salah satu kota yang sulit diakses di Eropa dari Inggris. Ada beberapa penerbangan dan mereka benar-benar mahal. Itu menjadi lokasi terburuk yang pernah ada,'' ucap Rolls.

Sementara itu, Arsenal kini tengah melobi UEFA untuk mendapatkan tiket lebih banyak. Dalam keterangan resminya, the Gunners terus aktif berdiskusi dengan UEFA agar fan mereka bisa mendapatkan jatah tambahan. Arsenal menyatakan alokasi tiket yang diberikan UEFA sangat mengecewakan para suporter loyal mereka.

Menurut Arsenal, mereka mengalokasikan rata-rata 45 ribu tiket dalam semusim, dengan 180 ribu anggota resmi. ''Akan ada ribuan fan kami yang telah mendukung selama bertahun-tahun dan menjadi bagian dalam perjalanan di Liga Europa musim ini, mereka tidak akan dapat hadir ke pertandingan ini,'' jelas Arsenal, dikutip dari TheGuardian.

Di tengah protes tersebut, UEFA tetap mempertahankan alokasi tiket di Baku. Keputusan tersebut, kata UEFA, telah mempertimbangkan faktor geografis, kapasitas logistik dari bandara di dalam dan sekitar kota tuan rumah. Sehingga kemungkinan hanya sanggup menampung 15 ribu suporter yang datang dari luar negeri ke Azerbaijan.

''Menawarkan tiket lebih banyak kepada tim yang berpartisipasi, tanpa adanya jaminan bahwa mereka akan dapat mengatur perjalanan yang cocok ke Baku, adalah pilihan yang tidak bertanggungjawab,'' tegas UEFA.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement