REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Nusa Tenggara Barat (NTB) Khuwailid mengatakan rapat pleno terbuka rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat Provinsi NTB telah selesai pada Senin (13/5) sekira pukul 00.30 WITA.
"Rapat pleno terbuka rekapitulasi tingkat Provinsi NTB yang dimulai sejak 7 Mei dan berakhir sekarang, alhamdulilah dalam kondisi aman dengan seluruh dinamika yang ada," ujar Khuwailid di Hotel Lombok Raya, Mataram, NTB, Senin (13/5).
Khuwailid mengatakan penyelenggara pemilu di NTB telah melaksanakan proses pemilu dengan adil, jujur, dan transparan. Khuwailid menilai perpanjangan waktu rapat pleno terbuka rekapitulasi di NTB dari semula sejak Selasa (7/5) hingga Kamis (9/5), namun diperpanjang hingga Ahad (12/5), merupakan upaya KPU NTB dan Bawaslu NTB mewujudkan rapat pleno terbuka rekapitulasi yang berkualitas.
"(Proses pemilu di NTB) sudah berjalan demokratis dan tetap berpegang pada azas jujur, transparan, dan adil," kata Khuwailid menambahkan.
Sementara, KPU NTB merampungkan rapat pleno terbuka rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat Provinsi NTB pada Senin (13/5) sekira pukul 00.30 WITA. Rapat pleno terbuka rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat Provinsi NTB di Hotel Lombok Raya dimulai sejak Selasa (7/5).
"Malam ini saya nyatakan seluruh jenis rekapitulasi pemilihan di NTB dengan ini saya nyatakan sah," ujar Ketua KPUD NTB Suhardi Soud.
Suhardi menyampaikan proses pemilu hingga rapat pleno rekapitulasi suara di NTB berjalan dengan lancar. NTB, kata dia, berhasil melaksanakan pemilu secara serentak di 15.989 TPS yang ada di 10 kabupaten dan kota di NTB.
"Kalau di provinsi lain ada yang tidak serentak, kalau kita serentak di 15.989 TPS, artinya kita bisa melaksanakan dengan baik pemilu ini," kata Suhardi.
Mengenai protes yang dilakukan para peserta dan saksi peserta pemilu, Suhardi menilai hal tersebut merupakan dinamika dalam pesta demokrasi.
"Kalau ada protes hasil itu ada mekanisme, dikroscek bahkan sampai buka kotak suada dan hitung surat suara, itu bagus dari keterbukaan kita," ucap Suhardi.