Selasa 14 May 2019 10:40 WIB

Pemerintah akan Bangun Gudang di Daerah Surplus Pangan

Peningkatan konsumsi pangan terjadi sekitar 10 hingga 20 persen selama Ramadhan

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
bahan kebutuhan pokok di pasar tradisional
Foto: Musiron/Republika
bahan kebutuhan pokok di pasar tradisional

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menjamin ketersediaan bahan pangan pokok selama bulan Ramadhan hingga Hari Raya Idul fitri nanti. Optimisme ini dilandaskan pada tingkat inflasi volatile food yang lebih terkendali. Dalam kurun dua tahun terakhir, perkembangan inflasi di bulan puasa dan Lebaran mengalami penurunan dan terjaga di level stabil.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud mengatakan, pada umumnya, kenaikan harga pada Ramadhan dan Lebaran memang akan terjadi. Penyebabnya adalah peningkatan permintaan terhadap beberapa jenis komoditas pangan.

Baca Juga

Musdhalifah mencatat, peningkatan konsumsi terjadi sekitar 10 hingga 20 persen. Baik itu pada telur, daging, cabai dan hampir di semua komoditas pangan lainnya. "Tapi, kami akan terus menjaga ketersediaan stok," ucapnya dalam acara diskusi di Jakarta, Senin (13/5).

Untuk terus menjamin ketersedian stok, Musdhalifah menjelaskan, pemerintah bersama Perum Bulog juga akan merancang pembangunan gudang-gudang di daerah yang surplus, seperti beras. Begitupun untuk daerah-daerah yang defisit. Hal ini dilakukan agar harga bisa dikendalikan di tingkat konsumen tanpa mengorbankan harga di tingkat produsen.

Musdhalifah mengatakan, poin lain yang juga perlu diantisipasi adalah distribusi. Misalnya, ada sekitar enam sampai tujuh provinsi di Indonesia yang surplus beras. "Itu harus dipikirkan soal gudang dan bagaimana mendistribusikan secara efisien ke daerah yang kekurangan," tuturnya.

Produk olahan cabai dan bawang juga menjadi alternatif untuk menjaga dua komoditas ini bertahan dengan jangka waktu yang lebih panjang. Musdhalifah memberikan contoh, dari cabai segar ke cabai bubuk atau bentuk olahan lainnya. Upaya ini bisa menjadi rencana jangka panjang, karena musim hujan kita juga tidak menentu.

Untuk daging, telur, dan komoditas lainnya, Musdhalifah meyakinkan bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Bulog, serta Satgas Pangan untuk memastikan kestabilan harga.  Ia berkomitmen untuk terus membangun komunikasi yang terbuka, menyempurnakan data dan membangun sistem lebih baik. "Agar kita bisa tahu betul di mana lokasi yang benar-benar surplus, dan hal penting lainnya," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi menambahkan, pemerintah juga telah menambah luas tanam cabai, bawang merah, dan jagung. Kegiatan ini dilakukan pada tiga sampai empat bulan sebelum hari H Ramadhan tiba.

Menurut Agung, upaya penambahan luas tanam sejumlah komoditas merupakan salah satu bentuk antisipasi dari naiknya permintaan menjelang Ramadhan dan Lebaran. "Studi kami menunjukkan bahwa biasanya ada kenaikan di tiga hari sebelum masuk Ramadhan, seminggu kemudian turun, lalu seminggu sebelum Idulfitri akan naik lagi," katanya.

Direktur Pengadaan Perum Bulog Bachtiar pun menyampaikan komitmen dan keyakinannya, bersama pemerintah pihaknya akan menjaga ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilisasi harga. Pasokan sembilan bahan pokok yang diawasi oleh Bulog tercatat masih mencukupi.

Menurut catatan Bachtiar, stok beras di gudang Bulog saat ini mencapai 2,1 juta ton. Total tersebut mencukupi untuk kebutuhan Ramadhan dan Lebaran. Sedangkan, tingkat penyerapan beras Bulog sendiri adalah 10 ribu ton per hari. "Mulai April sampai Mei ini (total serapan) sudah di atas 400 ribu ton," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement