Selasa 14 May 2019 12:09 WIB

KAI Tambah Frekuensi Perjalanan KA Pangrango Bogor-Sukabumi

Tarif KA Pangrango Tambahan pun sama dengan pendahulunya.

Kereta Pangrango jurusan Sukabumi- Bogor, melintas di lintasan rel satu jalur di kawasan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Kereta Pangrango jurusan Sukabumi- Bogor, melintas di lintasan rel satu jalur di kawasan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) menambah frekuensi KA Pangrango sebanyak enam perjalanan guna memenuhi antusiasme masyarakat yang tinggi akan layanan transportasi kereta api relasi Bogor-Sukabumi PP.

"Minat masyarakat Bogor-Sukabumi menggunakan kereta api sangat positif. Rata-rata okupansi KA Pangrango pada akhir pekan mencapai 97 persen dan hari kerja sebesar 86 persen. Dengan adanya tambahan jadwal KA Pangrango ini, kami berharap masyarakat dengan mudah melakukan perjalanan," ujar Executice Vice President Daop 1 Jakarta R. Dadan Rudiansyah dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (14/5).

Baca Juga

Perjalanan pertama KA Pangrango Tambahan ini diberangkatkan pada Selasa, 14 Mei 2019. Tiket bisa dipesan sejak 10 Mei 2019 di seluruh saluran penjualan KAI.

KA Pangrango Tambahan ini memiliki kapasitas penumpang sama dengan KA Pangrango yang sudah ada (eksisting), yakni satu kereta eksekutif dengan 50 tempat duduk dan empat kereta ekonomi dengan kapasitas 424 penumpang. Totalnya adalah 474 tempat duduk dalam satu rangkaian. Tak hanya jumlah kapasitas penumpang, tarif KA Pangrango Tambahan pun sama dengan pendahulunya, yakni Rp 80 ribu untuk kereta eksekutif dan Rp 35 ribu untuk kereta ekonomi.

"Ada yang baru di KA Pangrango Tambahan ini, yakni KA ini ditarik lokomotif yang diproduksi oleh PT Industri Kereta Api (Inka) yaitu Lokomotif CC300 Diesel Hidrolik," kata Dadan.

Dadan menjelaskan lokomotif jenis ini sangat cocok digunakan di medan pegunungan yang berkelok dan menanjak seperti di jalur Bogor-Sukabumi. Selain itu, lokomotif CC300 ini pun lebih mampu menerjang banjir, sebab batas toleransi ketinggian air maksimal adalah 25 sentimeter.

Dadan menilai kondisi jalan raya di rute tersebut kerap kali mengalami kemacetan sehingga kereta api merupakan alternatif moda pilihan masyarakat dengan segala kelebihannya. "Selain itu, kereta api ini juga ditujukan bagi masyarakat yang hendak melakukan perjalanan rekreasi karena Kota Bogor dan Sukabumi sudah terkenal dengan potensi wisatanya," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement