REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli IT BPN (Badan Pemenangan Nasional) Prabowo-Sandi menyebut, hasil pindai C1 di Situng KPU sebagai gambar hasil editan. Komisioner KPU (Komisi Pemilihan Umum), Hasyim Asy'ari pun meminta BPN untuk melaporkan data yang dimiliki kepada KPU itu.
"Disampaikan saja ke KPU, nanti kita saling cek saja. Kan rekapitulasi yang manual sudah berjalan," kata Hasyim Asy'ari, Rabu (15/5).
Ketika disinggung soal permintaan BPN untuk audit forensik hasil pemilu, komisioner KPU asal Jawa Tengah itu mengatakan, KPU siap melakukannya. Bahkan, audit sudah dilakukan sejak awal.
"KPU siap jika akan diaudit kembali," ujar Hasyim.
Hasyim menegaskan, data yang dimiliki KPU adalah data valid. Jika terdapat keberatan dari salah satu atau kedua pasangan calon, hal itu dapat disampaikan kepada KPU. Dengan demikian, KPU siap memberikan klarifikasi.
Kemudian, Hasyim menuturkan, penetapan hasil pemilu akan dilakukan sesuai jadwal, pada 22 Mei. Jika rekapitulasi penghitungan suara pemilu di 34 provinsi telah selesai sebelumnya, maka hasil pemilu akan langsung diumumkan saat itu juga. Menurut Hasyim, 22 Mei merupakan batas akhir.
Sebelumnya, pada Selasa (14/5), pakar IT BPN, Khoirul Anas mengatakan, beberapa hasil pindaian C1 yang ada di situng KPU adalah gambar manipulasi. Menurutnya, gambar hasil pindaian seharusnya menyatu dengan latarnya. Namun, gambar C1 yang diambil Anas tidak demikian.
Anas juga menggunakan filter negatif untuk membuktikan keaslian gambar C1. Hasilnya, beberapa tulisan dalam gambar C1 diduga bukanlah hasil pindaian.