REPUBLIKA.CO.ID, KAJEN -- Air laut pasang di laut utara Jawa, sejak sepekan terakhir terpantau cukup tinggi. Di Kabupaten Pekalongan, air laut pasang ini telah menyebabkan bencana rob. Bahkan genangan air laut, di wilayah pemukiman telah mencapai setinggi lutut orang dewasa.
''Air laut pasang yang menyebabkan rob ini, memang rutin terjadi pada saat-saat tertentu. Bulan Mei hingga Juni,air pasang sedang tinggi-tingginya,'' kata Bupati Asip Kholbihi, Jumat (17/5). Wilayah yang terdampak rob, antara lain di wilayah Kecamatan Wonokerto, Tirto, dan beberapa kecamatan lainnya.
Dia menyebutkan, sejak terjadinya rob, Pemkab terus melakukan pengamatan dari waktu ke waktu. Hal ini dilakukan untuk memantau dampak yang dirasakan warga, sehingga pihak terkait bisa segera mengambil tindakan darurat yang dibutuhkan.
Bupati menyatakan, sejauh ini tidak ada langkah-langkah darurat yang dilakukan Pemkab terkait masalah rob. Masyarakat juga dinilai sudah terbiasa menghadapi bencana tersebut.
Namun Bupati menyatakan, dengan program pembangunan tanggul raksasa yang diperkirakan selesai akhir tahun ini, diharapkan masalah rob tidak akan terjadi lagi. ''Pemantauan yang kita lakukan, juga sekaligus untuk mengamati dampak air laut pasang setelah pembangunan tanggul sedang berjalan,'' katanya.
Menurutnya, pembangunan tanggul raksasa di wilayah Kabupaten Pekalongan yang dilakukan pemerintah pusat, terbagi dalam melalui tiga paket pekerjaan. Namun Pemkab mengusulkan agar pembangunan tanggul ditambah pekerjaan paket 4 yang meliputi wilayah Desa Pecakaran, Pesanggrahan, dan Bener. ''Dengan empat paket ini, seluruh wilayah pesisir Kabupaten Pekalongan tak lagi menghadapi masalah rob,'' jelasnya.
Terhadap pekerjaan pembangunan tanggul ini, Bupati menyatakan pihaknya terus melakukan pemantauan dan progres pembangunan. Hal ini dimaksudkan agar bila terjadi masalah di lapangan, bisa langsung dapat diatasi.
''Selain roadmap atau peta penanggulangan rob, penataan infrastruktur juga sudah dirancang dan pendanaan disiapkan, seperti pembetonan jalan sampai Kelurahan Bener,'' ujar dia.
Agusyanto, Koordinator Lapangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana selaku pelaksana proyek pembangunan tanggul, menyebutkan progres pembangunan tanggul penahan rob saat ini sudah mencapai 85 persen. ''Pekerjaan pembangunan rumah pompa, saat ini sedang dalam proses dan akan segera terealisasi,'' katanya.
Dia menyebutkan, meski tanggul selesai dibangun seluruhnya tahun ini, rob kemungkinan masih akan terus terjadi bisa saluran sungai Sengkarang tidak diatasi. ''Untuk sungai Sengkarang, kami harapkan ada penanganannya sendiri pada tahun 2020. Ini perlu dilakukan, karena rob bisa masuk ke daratan melalui sungai ini,'' kata dia.
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement