Selasa 21 May 2019 08:55 WIB

Polisi Pantau Aksi Sahur di Jalan

Kesbangpol menyebutkan banyak geng motor ada di Jakarta Selatan.

Rep: Flori Sidebang/Mimi Kartika/ Red: Bilal Ramadhan
Tawuran saat Sahur on the Road (SOTR) di bilangan Jakarta Pusat, akhir pekan lalu.
Foto: Youtube
Tawuran saat Sahur on the Road (SOTR) di bilangan Jakarta Pusat, akhir pekan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Ramadhan identik dengan buka puasa bersama dan juga sahur on the road (SOTR). Untuk mengantisipasi pelaksanaan SOTR yang berujung anarkistis, pihak kepolisian Polda Metro Jaya telah melakukan patroli gabungan dalam skala besar.

"Sudah kita lakukan patroli gabungan skala besar untuk antisipasi SOTR," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono kepada Republika, Senin (20/5).

Baca Juga

Terkait jatuhnya korban jiwa akibat bentrok yang terjadi antarkelompok SOTR beberapa waktu lalu, Argo mengatakan, pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk melarang pelaksanaan SOTR. Namun, ia tetap mengimbau agar kegiatan tersebut dilaksanakan secara positif.

"Kalau itu (terkait mengeluarkan larangan pelaksanaan SOTR tanya ke Pemprov (DKI Jakarta). Polisi mengimbau untuk dilaksanakan secara positif dan tidak digunakan untuk merugikan orang lain," kata Argo.

 

Sebelumnya, seorang remaja bernama Danu Tirta (16 tahun) meninggal akibat ditikam menggunakan senjata tajam saat melakukan SOTR, Sabtu (18/5) dini hari. Saat berada di Jalan DR Satrio, Setiabudi, Jakarta Selatan, tepatnya di depan sebuah wihara, korban yang membonceng motor bersama sang adik tertinggal dari rombongan.

Kanit Reskrim Polsek Setiabudi Kompol Tri Suryawan mengatakan, saat terpisah dari rombongan itulah, melintas rombongan sepeda motor lainnya yang juga sedang melakukan SOTR. Rombongan itu pun berhenti dan terlibat cekcok dengan korban.

“Korban diseret kemudian ditusuk dengan benda tajam dari punggung belakang sebelah kanan, tembus ke paru-paru,” ujar Tri. Korban pun dilarikan menuju rumah sakit menggunakan taksi. Namun, saat dalam perjalanan, korban mengembuskan napas terakhir.

Tim Eagle One dari Polres Metro Jakarta Selatan menangkap empat orang yang diduga terlibat dalam penyerangan tersebut. Kasat Reksrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Andi Sinjaya mengatakan, keempat orang ini membawa senjata tajam.

“Salah satunya itu ada celurit yang kita lihat di situ ada bercak darah,” kata Andi.

Andi mengatakan, empat pelaku tersebut bukanlah pelaku penusukan yang menewaskan korban. Ia mengatakan, pihaknya masih memburu pelaku penusukan yang kabur bersama gerombolan lainnya saat polisi tiba di lokasi kejadian.

Ia juga menambahkan, saat ini pihaknya tengah memeriksa CCTV yang berada di lokasi kejadian. Namun, letak CCTV itu cukup jauh dari tempat kejadian perkara (TKP). Sehingga, pihaknya juga berusaha mengumpulkan informasi dari saksi-saksi yang ada.

Dipetakan

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DKI Jakarta Taufan Bakri mengatakan, pihaknya sedang memetakan kelompok geng motor yang ada di Ibu Kota. Menurut dia, pendekatan untuk mengatasi aksi yang bisa meresahkan warga bisa tepat sasaran.

"Kalau kan percuma edukasi bukan kepada objeknya, kalau diundang objek itu belum tentu bisa hadir semua makanya kita mesti petakan benar-benar," kata Taufan saat dihubungi Republika, Senin.

Ia mengatakan, telah mendata beberapa geng motor. Kemudian Kesbangpol DKI juga menggandeng ulama-ulama yang ada di perkampungan. Mereka bertatap muka melakukan pencerahan terhadap kegiatan SOTR.

Taufan mengimbau agar SOTR dilakukan di lingkungan masjid bukan di jalanan. SOTR bisa dimulai dari shalat tahajud bersama sampai makan sahur bersama. Seperti yang dilakukan para remaja di Masjid Ijtihad dan Masjid Sunda Kelapa.

Dengan cara itu, kata dia, para remaja bisa melakukan bakti sosial dengan cara yang benar. Mereka bisa mengundang orang-orang yang kurang mampu maupun dhuafa untuk ikut sahur bersama.

Ia menjelaskan, Kesbangpol melakukan pendataan setelah kepolisian menginventarisasi data geng motor di lima wilayah kota di DKI. Dalam laporan kepolisian ditemukan bahwa geng motor terkonsentrasi di Jakarta Selatan.

"Pertama di (tol) ring road di dekat Lebak Bulus, kemudian yang di Jalan Padang di Manggarai itu juga arena mereka. Di Jakarta Timur di Kebon Singkong di sepanjang Pahlawan Revolusi," ujar dia.

Menurutnya, fenomena geng motor yang melakukan aksi hingga menusuk orang lain dan mengakibatkan korban menjadi kegiatan berbahaya. Ia pun sendiri heran anak-anak yang melakukan aksi motor-motoran sambil membawa senjata tajam menjadi agresif.

"Sebuah fenomena baru kenapa anak-anak ini menjadi agresif kita //kan// mau tahu dilatar belakang akar masalah apa, sehingga mereka menjadi agresif seperti itu," kata Taufan.

Ia menambahkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan segera menyelesaikan pendataan geng motor. Sehingga aksi tawuran atau hal-hal yang meresahkan masyarakat bisa segera dihindari.

"Intinya bahwa kita pemprov akan segera data geng motor ini dengan mendata komunitas dulu nanti kita mau atau kita ajak dia gangster-gangster-nya untuk melakukan sahur on the road bakti sosial yang baik," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement