Kamis 23 May 2019 10:56 WIB

Kanada akan Ambil Lagi Sampah di Filipina

Filipina menekan Kanada mengambil kembali sampah yang dikirim ke negaranya.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
(Ilustrasi) bendera Kanada
Foto: wikipedia.org
(Ilustrasi) bendera Kanada

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Kanada akan mengambil kembali kontainer-kontainer berisi sampah yang dikirim ke Filipina. Perusahaan swasta yang dikontrak oleh Kanada diperkirakan memulai persiapan pengiriman kembali sampah-sampah tersebut dalam beberapa hari mendatang.

Menteri Lingkungan Hidup Kanada, Catherine McKenna mengatakan, Kanada akan menanggung seluruh biaya persiapan, transfer, pengiriman, dan pembuangan limbah. Pihaknya akan menyelesaikan pengiriman kembali tersebut pada akhir Juni. 

Baca Juga

Pengambilan kembali sampah tersebut dilakukan setelah Presiden Filipina, Rodrigo Duterte menekan Kanada. Filipina telah mengajukan beberapa protes diplomatik atas pengiriman sampah tersebut antara 2013-2014.

Beberapa waktu lalu, Filipina memanggil duta besarnya di Ottawa untuk pulang ke Manila. Pemanggilan itu terjadi setelah Kanada melewatkan tenggat waktu pengambilan sampah-sampah yang mereka kirim pada 15 Mei 2019. Persoalan kontainer berisi sampah ini telah menjadi konflik diplomatik antara kedua negara. 

"Sebagai akibat keterlambatan yang menyinggung ini, presiden telah menginstruksikan untuk mencari perusahaan pelayaran swasta yang akan membawa kembali sampah Kanada ke yurisdiksi yang terakhir," kata juru bicara Presiden Duterte, Salvador Panelo, dilansir BBC, Kamis (23/5).

"Jika Kanada tidak akan menerima sampah, kami akan meninggalkan hal yang sama di perairan teritorial atau 12 mil laut ke laut dari garis dasar pantai negara mereka," ujar Panelo menambahkan. 

Presiden Duterte mengancam akan mengirimkan kembali limbah sampah tersebut, jika Kanada tidak dapat menyelesaikannya. Pemerintah Filipina menyatakan, kontainer yang tiba di Manila nternational Container Port, diberi label palsu sebagai berisi plastik yang dimaksudkan untuk didaur ulang. Namun, ternyata kontainer tersebut berisi sampah limbah rumah tangga. 

Pemerintah mengatakan kontainer itu telah menyebabkan kemacetan pelabuhan dan membahayakan kesehatan masyarakat. Beberapa kontainer sampah tetap disimpan di pelabuhan Manila, sementara yang lain dibuang di tempat pembuangan sampah besar.

Pada 2016, pengadilan di Filipina memerintahkan agar limbah dikirim kembali ke Kanada dengan biaya importir. Pada tahun yang sama, Kanada mengubah peraturannya sendiri tentang pengiriman limbah berbahaya untuk mencegah terulangnya situasi tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement