REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Dalam Negeri Inggris Sajid Javid menjadi kandidat kesembilan yang berpotensi menggantikan posisi Theresa May sebagai Perdana Menteri (PM), Senin (27/5). JIka terpilih Javid akan menjadi Muslim pertama yang menduduki jabatan perdana menteri Inggris.
Dalam pernyataannya, Javid berjanji merealisasikan Brexit, setelah serangkaian penundaan. Mengacu pada kekalahan May yang diterima dalam pemilihan Parlemen Eropa, Javid menilai pemimpin partai baru harus bisa mengembalikan kepercayaan pemilih.
“Karena hasil semalam membuat semua terlalu jelas, kita harus melanjutkan dan memberikan Brexit untuk memastikan ada kepercayaan baru pada demokrasi kita,” kata Javid dalam pesan video yang diunggah di Twitter seperti dilansir Al Arabiya, Senin (27/5).
Menurut dia, semua pihak harus menjembatani perpecahan untuk mengembalikan kepercayaan diri masyarakat Inggis. Salah satunya dengan mengingatkan tentang nilai-nilai bersama sebagai Inggris.
Javid tidak bergabung dengan beberapa calon pemimpin lainnya yang berkeinginan menarik Inggris keluar dari UE dengan atau tanpa kesepakatan, ketika batas waktu tiba pada 31 Oktober mendatang.
Pelopor kepemimpinan Partai Konservatif, termasuk mantan menteri luar negeri Boris Johnson menyatakan siap melakukan Brexit tanpa kesepakatan, meskipun ada peringatan hal itu dapat menempatkan Inggris dalam bahaya ekonomi.
Javid (49 tahun) menjadi kandidat pertama yang menyatakan pencalonannya di media sosial. Dia dipandang sebagai bibit politisi yang akan tumbuh di masa depan.