Selasa 28 May 2019 11:06 WIB

Kebangkitan Partai-Partai Sayap Kanan Eropa

Ini sore bersejarah karena akan ada keseimbangan kekuasaan baru di Parlemen Uni Eropa

Marine Le Pen (ilustrasi)
Foto: AP
Marine Le Pen (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Blok moderat-kanan dan moderat-kiri di Parlemen Uni Eropa kehilangan kekuasaan mereka dalam pemilihan umum (pemilu) untuk parlemen Eropa tahun ini. Dukungan ke partai-partai liberal, hijau, dan nasionalis terus meningkat.

Partai pro Uni Eropa diperkirakan masih tetap menjadi mayoritas. Menteri Dalam Negeri Italia Matteo Salvini cukup puas dengan hasil partai populisnya yang berhaluan sayap kanan, Northern League. "Aturan di Eropa berubah, Eropa yang baru telah lahir," kata Salvini, dikutip BBC.

Blok-blok lama tampaknya harus membentuk aliansi baru. Sementara Liberal dan Hijau mendapatkan hasil memuaskan. Nasionalis memenangkan pemilihan di Italia, Prancis, dan Inggris.

Dilansir dari BBC, Senin (27/5), angka kehadiran pemilih dalam pemilu Parlemen Uni Eropa tahun ini menjadi yang tertinggi sejak 20 tahun. Dilansir CNN, angka kehadiran pemilihan naik menjadi 61 persen dibandingkan pemilu 2014 yang hanya 48,1 persen.

Walaupun kelompok populis dan sayap kanan meraih banyak suara di beberapa negara tapi mereka gagal memenuhi ekspektasi. Partai moderat-kanan European People's Party (EPP) tetap menjadi blok terbesar. Para analis berpendapat tampaknya koalisi besar akan terbentuk dari partai Sosialis dan Demokrat (S&D) yang didukung partai Liberal (ALDE) dan Hijau (EFA).

Parlemen Uni Eropa akan membantu proses perumusan legislasi Eropa. Hasil pemilihan ini akan memainkan peranan besar dalam menentukan siapa yang akan menduduki jabatan penting di Komisi Uni Eropa.

Namun, partai-partai proUni Eropa diperkirakan tetap mempertahankan mayoritas sebagian besar karena suara ALDE meningkat. Terutama keputusan yang diambil partai Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk bergabung.

Aliansi Renaissance Macron dikalahkan blok National Rally yang dipimpin Marine Le Pen. Partai populis Italia dan sayap kanan Le Pen menjadi salah satu blok terbesar.

"Untuk pertama kalinya dalam 40 tahun dua partai lama, sosialis dan konservatif tidak lagi menjadi mayoritas, jelas ini sore yang bersejarah karena akan ada keseimbangan kekuasaan baru di Parlemen Uni Eropa," kata pemimpin ALDE Guy Vershofs tadt, dikutip BBC, Senin.

Walaupun kekuatan sesungguhnya berada di 28 negara anggota Uni Eropa, pengaruh parlemen Eropa terus tumbuh. Mereka membantu penerbangan Eropa makin aman, meningkatkan privasi data dan memotong karbon emisi dari kendaraan. (lintar satria/ap ed: yeyen rostiyani)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement