REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Tim Koordinasi Jejaring Keamanan Pangan Daerah (JKPD) dalam sidaknya masih menemukan daging kerbau asal India dijual di pasar tradisional dan swalayan, Selasa (28/5). Padahal, pemerintah telah melarang pedagang dan pihak swalayan menjual daging kerbau dari negara tersebut karena belum bebas penyakit.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Perkebunan dan Kesehatan Provinsi Lampung drh Anwar Fuadi membenarkan penemuan daging kerbau asal India tersebut. Menurut dia, tim telah menemukan daging kerbau tersebut di swalayan dan juga dari pedagang di Pasar Tugu.
“Kami masih melarang daging kerbau asa India karena belum bebas penyakit kuku dan mulut,” katanya.
Anwar mengungkapkan, daging kerbau asal India tersebut dijual bersamaan dengan daging sapi. Penjual mengoplos daging kerbau dengan daging sapi sehingga pemalsuan daging tersebut tidak tampak jelas kasat mata.
Ia berharap masyarakat dapat waspada dan jeli dalam membeli daging karena daging oplosan dengan daging kerbau asal India dapat merusak kesehatan jika dikonsumsi. Masyarakat dapat mengetahui keberadaan daging kerbau tersebut seratnya lebih besar dan dagingnya lebih hitam.
Daging kerbau asal India di Lampung diketahui tersebar melalui jalur darat. Pelaku mengelabui petugas di lapangan dengan mengoplosnya dengan daging sapi segar dan daging lainnya.
Tim JKPD mensinyalir masih banyak beredar daging kerbau asal India yang dijual di pasar-pasar tradisional. Untuk itu, masyarakat perlu waspada dan teliti sebelum membeli daging sapi.
Pedagang yang ketahuan menjual daging tidak sehat tersebut, menurut Anwar, tidak mengetahui kalau daging tersebut sudah dioplos. Ia mengatakan, pedagang menceritakan mereka hanya menerima daging dari pemasok.