REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dari tembok benteng Konstantinopel yang baru saja dikuasainya, Sultan Mahmud memandangi perairan di sekitarnya. Sang penakluk itu menyadari bahwa perairan Golden Horn yang terletak dekat pertemuan Selat Bosporus dan Laut Marmara itu berair tenang, namun cukup dalam sehingga cocok untuk pelabuhan besar bagi kapal-kapal perang.
Sultan kemudian menunjuk Hamza Pasha sebagai komandan angkatan laut Ottoman yang diperintahkan untuk membangun markas armada kapal perang di sisi utara Golden Horn di seberang Konstantinopel, tepatnya di Haskoy, di sisian Sungai Kasimpasa
Banyak tukang kayu, pelaut, dan juga pengrajin kapal dibawa dari berbagai wilayah pesisir Kesultanan Ottoman ke Konstantinopel yang diubah namanya menjadi Istanbul. Mereka itulah yang menghidupkan aktivitas pangkalan angkatan laut terbesar Ottoman tersebut.
Sebuah lukisan miniatur pada abad ke-15 menggambarkan bahwa berbagai kapal galley, kapal layar ber tenaga dayung, berlabuh dan diperbaiki di Golden Horn menunjukkan bahwa markas angkatan laut Ottoman itu memang makmur.
Peradaban Islam dimulai dari tengah-tengah gurun pasir Jazirah Arabia dan banyak pusat kekuasaan terletak di pedalaman seperti Damaskus, Baghdad, dan Kordoba. Kekuatan perang Muslim awalnya lebih banyak difokuskan pada daratan sampai akhir Perang Salib di abad ke-13. Sementara, bangun awal peradaban Eropa di Mediterania sudah mengenal laut sejak masa Yunani Kuno sampai Romawi lebih dari dua ribu tahun sebelumnya.
Lalu, muncullah Kesultanan Ottoman di pedalaman barat laut Anatolia yang mampu memperluas wilayah kekuasaannya ke barat dan utara, sampai pesisir Mediterania dan Laut Hitam. Karena itu, Ottoman mulai menyerap pengetahuan maritim dari wilayah-wilayah Anatolia yang didudukinya.
Ottoman juga memanfaatkan pangkalan armada kapal perang yang direbutnya dari Romawi Timur (Bizantium), seperti Izmit, Karamursel, Gem lik, dan Edincik. Dengan masuknya Gallipoli dalam ke kuasaan Ottoman, pangkalan angkatan laut pertama Ottoman dibangun di wilayah itu oleh Yildirim Bayezid pada tahun 1390 M.
Pangkalan itu dibangun dari kastil tepi laut. Dua pelabuhan buatan dibangun memanfaatkan kolam di sisi kastil. Untuk keamanan, mulut pelabuhan dijaga dua menara yang bisa ditutup dengan rantai besi.
Lalu, dibangun pula galangan kapal, depot perbekalan, air mancur untuk persediaan air bagi kapal, pabrik roti, dan depot amunisi yang membuat Gallipoli lengkap sebagai sebuah pangkalan ka pal perang pertama Ottoman.
Dengan kemampuan membangun dan memperbaiki kapal di Gallipoli, maka Ottoman mampu mendapatkan armada kapal perangnya untuk pertama kali guna mempertahankan wilayah kekuasaannya melawan armada Venesia dan Genoa dari Italia yang menjadi rival utama di Laut Tengah.