REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makanan khas Solo punya romantisme tersendiri bagi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto. Setidaknya ada delapan hingga 10 makanan khas Solo yang dihidangkan rumah dinasnya di Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu (5/6).
Di hari raya Idul Fitri kali ini, Wiranto menghidangkan nasi liwet, tengkleng, gulai, sate kere, dan kupat tahu saat open house. Ada pula teh serai hangat yang aromanya menggoda para tamu. Tidak main-main, makanan tersebut didatangkan langsung dari tempat asalnya.
"Naik bus tadi malam datang kemari. Kemudian hari ini disajikan, habis itu pulang lagi nanti sore pakai bus ke Solo. Itu sudah prosedur tetap," ungkap Wiranto saat ditemui wartawan di kediamannya, Rabu (5/6).
Prosedur tetap yang Wiranto katakan itu sudah berlangsung selama berpuluh Lebaran. Ia berjanji dengan kerabat dan sanak saudara setiap Idul Fitri dan membuka rumah untuk bersilaturahim, ia akan mendatangkan makanan khas kampungnya tersebut.
"Sudah beberapa puluh kalilah. Saya selalu mendatangkan makanan khas Solo, kampung saya. Ada nasi liwet, tengkleng, gulai, sate kere, kupat tahu, ada macam-macam yang dari Solo," jelasnya.
Menurut mantan panglima TNI ini, menu makanan di rumahnya berbeda dengan menu dari jasa katering di Jakarta. Menu dari katering tersebut kebanyakan sama seperti menu hotel saat resepsi perkawinan. Di rumah Wiranto, setiap tamu yang datang dapat menyantap rasa khas Solo asli.
"Ini nggak ini, kamu nggak bisa dapat sate kere. Ada tengkleng, ada di Jakarta tengkleng, tapi nggak asli. Ini tengkeleng asli, memang enaklah ya. Tapi setahun sekali saja," kata dia.
Berdasarkan pantauan Republika, di kediaman Wiranto hadir banyak tamu yang terdiri dari sanak saudara dan para staf di Kemenkopolhukam. Sebelum berbicara kepada wartawan, Wiranto sempat menjamu Dubes Amerika Serikat yang datang menggunakan kemeja batik.