REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seiring perkembangan zaman dan teknologi, inovasi para arsitek masjid pun kian beragam dan canggih. Tak hanya membangun masjid di atas permukaan tanah, sejumlah arsitek juga mempertontonkan keahlian mereka dengan mendesain masjid terapung.
Biasanya, masjid dibangun persis di bibir pantai, sehingga ketika air laut pasang maka masjid akan tampak seperti terapung di atas permukaan laut. Posisinya yang seperti mengambang di atas air, menjadikan masjid terapung tampak sangat unik, sehingga sering kali menjadi objek wisata religi.
Di dunia ini, jumlah masjid terapung masih bisa dihitung dengan jari. Yang paling tersohor adalah masjid terapung di tepi Laut Merah, Jeddah. Jamaah haji Indonesia hampir selalu singgah ke masjid ini sebelum pulang ke Tanah Air.
Di Selat Malaka, juga terdapat satu masjid terapung yang cantik. Yang lainnya adalah Masjid Tengku Tangah Zaharah di Trengganu dan Masjid Haj Ali di Mumbai, India. Indonesia pun tak ketinggalan membangun masjid terapung, di antaranya Masjid Amirul Mukminin di Makassar dan Masjid Agung Ternate.
Masjid Siti Rahmah
Didominasi warna putih, masjid ini tampak mengambang di tepian Laut Merah, Jeddah. Mengapa dinamai Siti Rahmah? Konon, ini disesuaikan dengan nama orang yang mendanai pembangunan masjid tersebut, yakni seorang janda kaya raya bernama Siti Rahmah. Ketika izin pembangunan masjid diajukan, pihak pemerintah mensyaratkan bahwa masjid tidak boleh dibangun di atas tanah, sebab pembangunan masjid merupakan tanggung jawab pemerintah. Maka, lahirlah ide untuk membangun masjid yang fondasinya dipancangkan di bibir pantai.
Karena keindahan dan keunikannya, masjid berukuran 20 x 30 meter ini sekarang menjadi salah satu ikon Kota Jeddah. Selain shalat fardhu, masjid ini juga digunakan untuk shalat Jumat. Pintu pagar masjid akan ditutup selepas shalat Isya. Dibangun dengan menggabungkan arsitektur modern dan Islam, Masjid Siti Rahmah memiliki ruang shalat yang luas dengan dekorasi kaligrafi yang sangat indah.
Seperti kebanyakan masjid terapung, Masjid Siti Rahman pun menghadirkan panorama memukau. Saat subuh, misalnya, masjid ini tampak memesona. Sinar matahari yang masih sangat redup menjadi latar bagi masjid ini yang masih memancarkan kilau cahaya lampu. Sementara di siang atau malam hari, masjid inipun menyuguhkan atmosfer yang semilir dan menenteramkan.
Masjid Selat Malaka
Dari namanya, gampang ditebak bahwa masjid ini berada di tepi Selat Malaka. Tepatnya, ia berada di kawasan Bandar Hilir, Malaka, Malaysia. Hadirnya masjid di atas lahan seluas 1,8 hektare ini berawal dari ide yang digagas Ketua Menteri Malaka Datuk Seri Hj Mohd Ali Bin Mohd Rustam. Mulai dibangun pada 2003, masjid ini diresmikan penggunaannya tiga tahun kemudian.
Selain sebagai rumah ibadah, masjid ini juga menjadi objek wisata religi yang ramai dikunjungi pelancong asing dan lokal. Desainnya yang cantik dan modern, juga posisinya yang mengapung di atas laut, menjadi daya tarik utama masjid ini. Fasilitasnya juga sangat komplet.
Masjid berukuran 20 x 20 meter yang didominasi warna krem ini berdaya tampung sekitar 3.000 jamaah. Jamaah pria ditempatkan di lantai satu dan lantai di atasnya untuk jamaah perempuan. Masjid termegah di Ma laka ini dilengkapi menara menjulang setinggi 30 meter, dengan lampu merah bertengger di puncak. Bukan sekadar hiasan, lampu itu berfungsi sebagai penanda bagi pesawat yang melintas di kota ini, sekaligus pengingat bagi para nelayan agar mereka tahu waktu shalat.
Meski terbuka untuk umum, masjid ini memiliki aturan ketat, terutama bagi pengunjung perempuan. Mereka harus berbusana sopan yang menutup aurat.
Masjid Amirul Mukminin
Pesona Pantai Losari kini semakin lengkap dengan hadirnya Masjid Amirul Mukminin. Berdiri kokoh di atas permukaan laut, bangunan ini pun disebut juga Masjid Terapung oleh masyarakat setempat.
Berada di sebelah selatan anjungan, tak jauh dari Jalan Matro Tanjung Bunga, kehadiran masjid ini menambah ikon religi Kota Makassar, setelah Masjid Almarkas dan Masjid Raya. Berdiri anggun dengan dua menaranya yang menjulang seolah menunjuk langit, masjid tiga lantai ini ditopang 164 tiang pancang. Selain sangat nyaman sebagai tempat ibadah, masjid yang pembangunannya digagas oleh Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin ini juga menyu guhkan pemandangan yang menakjubkan, utamanya saat matahari menjelang terbenam.
Selain dua menara, masjid yang didominasi warna putih dan abuabu ini juga memiliki dua kubah, yang masingmasing bertahtakan mozaik biru mengilat. Selaras dengan desain arsitektur modern yang diusungnya, masjid ini tak berhias dengan ragam ornamen klasik yang meliukmeliuk. Namun, hal itu justru membuatnya tampak bersahaja, ramah, dan hangat menyambut siapa pun yang datang.