REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk berencana menaikkan suku bunga deposito berkisar 25 basis poin hingga 50 basis poin. Rencana kenaikan ini dengan mempertimbangkan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate yang saat ini masih bertahan pada level 6 persen.
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan rencana kenaikan suku bunga deposito sejalan dengan kondisi likuiditas perbankan yang mulai ketat. “Suku bunga deposito bisa naik, berapanya kita masih melihat pasar,” ujarnya di Jakarta, Senin (10/6).
Sementara Direktur Kepatuhan BTN R Mahelan Prabantarikso menambahkan keputusan untuk menaikkan suku bunga deposito masih mempertimbangkan kondisi pasar. “Sekarang posisinya tergantung BI 7 DRR, karena posisinya tetap pada posisi yang sama. Semantara likuiditas tetap mengetat posisinya, kita mengikuti pasar,” jelasnya.
Kenaikkan suku bunga deposito tidak berlaku pada PT Bank Central Asia Tbk. Menurut Direktur BCA Santoso perusahaan tidak akan menaikkan suku bunga deposito.
“Kami melihat kondisi ekonomi domestik cenderung stabil. Tekanan ini hanya berasal dari luar negeri terutama Amerika Serikat,” ucapnya.
Santoso menambahkan saat ini perusahaan tidak memiliki masalah dengan likuiditas. “Industri tidak ada tuntutan kenaikan yang besar karena BI Rate juga tidak naik. Bahkan sepertinya sinyal dari Bu Menteri Keuangan (Sri Mulyani), kemungkinan kondisinya akan sedikit tren menurun,” ungkapnya. Novita Intan