REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Makanan khas kerap menjadi buruan pemudik saat libur Lebaran. Di Palembang, ikan olahan dengan cara pengasapan atau yang dikenal dengan ikan salai termasuk yang banyak dicari untuk dijadikan oleh-oleh.
Selama arus balik Lebaran, tiga hari terakhir hingga Selasa (11/6) kuliner ini masih banyak peminatnya. Tampak dari ramainya kios ikan salai yang ada di sepanjang jalan poros Jembatan Musi II akses jalan tol Palembang-Lampung,
Rata-rata pengunjung adalah pemudik yang berlibur Lebaran Idul Fitri di Kota Palembang. Mobil bernomor polisi Lampung, Jambi, Medan, Jakarta, Bandung dan beberapa daerah lainnya tampak silih berganti parkir di depan kios pedagang ikan salai.
Salah seorang pemudik asal Jakarta, Mukhtar Iman, mengatakan ikan salai merupakan salah satu makanan khas daerah ini yang biasa dijadikan buah tangan untuk keluarga dan teman-teman. "Setiap pulang mudik ke Palembang, keluarga dan teman-teman kerja selalu meminta dibawakan buah tangan ikan salai," ujarnya.
Salah seorang perajin ikan salai di kawasan jalan poros jembatan Musi II Palembang, Marwiyah, mengatakan pada arus balik Lebaran beberapa hari ini barang dagangannya banyak terjual.
Seperti biasanya seusai Lebaran Idul Fitri, kiosnya selalu ramai dikunjungi pemudik dari berbagai daerah yang mencari ikan salai untuk dibawa ke daerah asalnya sebagai buah tangan dan untuk persediaan lauk makan sehari-hari.
Ikan salai yang diminati pemudik seperti ikan baung, lais, patin dan ikan gabus. Ikan salai tersebut dijual dengan harga bervariasi mulai Rp 180.000 hingga Rp 300.000 per kilogram.