Senin 17 Jun 2019 16:52 WIB

Sultan HB X Terus Serukan Semangat Islah Politik

Sri Sultan belum memberikan jawaban apakah bersedia menjadi penengah islah.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) , Sri Sultan Hamengkubuwono X
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) , Sri Sultan Hamengkubuwono X

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Bertepatan dengan berakhirnya Ramadhan, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X terus menyerukan semangat islah politik untuk kedua kubu kontestan Pemilu Presiden 2019. Khusus di daerah, Sri Sultan mendorong islah politik berbasis budaya.

"Kedua kubu di daerah harus bersikap saling terbuka dan bersama-sama memasuki gerbang islah politik berbasis kultur. Ini adalah saat yang tepat," kata Sultan HB X saat melakukan syawalan di Balai Kota Yogyakarta, Senin (17/6).

Baca Juga

Di tengah menghangatnya iklim politik nasional, Sri Sultan HB X terus menyuarakan semangat islah untuk kedua kubu kontestan Pemilu Presiden 2019. Ajakan islah tersebut terus disampaikan saat Sri Sultan HB X menggelar syawalan di beberapa kabupaten lain di DIY.

Menurut dia, saat ini adalah waktu yang tepat untuk menanggalkan identitas sebagai nomor satu atau nomor dua dan kembali pada semangat sila ketiga Pancasila yaitu persatuan Indonesia. Ia pun mendorong forum komunukasi pimpinan daerah untuk berinisiatif dan berperan sebagai jembatan islah kebangsaan.

Kendati demikian, lanjut dia, islah tersebut hanya dapat terwujud apabila seluruh pihak bisa bersikap legawa atau ikhlas. "Tanpa legawa dan kesediaan berpasrah diri kepada-Nya, maka islah atau rekonsisialisi politik akan selalu menjadi beban politik nasional," katanya.

Jika islah antarkontestan tidak segera direaliasikan, Sri Sultan HB X khawatir permusuhan elite akan semakin melebar dan masyarakat bawah yang justru menjadi korbannya. "Masyarakat harus mampu mengikuti zaman tetapi jangan hanyut apalagi ikut tenggelam," katanya.

Kendati demikian, Sri Sultan HB X menyebut, proses islah juga memiliki tantangan dengan banyaknya kampanye hitam, hoaks, dan ujaran kebencian yang ditebar melalui media sosial. "Hal-hal seperti itu dikhawatirkan akan semakin mempertajam polarisasi dan meniadakan niat untuk berunding," katanya.

Karena itu, Sultan berharap agar seluruh elemen masyarakat merenungkan kembali konsep persaudaraan yang didasarkan pada tiga komponen yaitu persaudaraan atas dasar Islam, persaudaraan kebangsaan, dan persaudaraan kemanusiaan. "Dengan demikian, yang diperlukan adalah munculnya semangat persaudaraan untuk melakukan pertemuan dan membahas hal-hal yang menjadi pangkal perselisihan. Harapannya islah politik bisa memperbaiki, mendamaikan, mengembalikan harmoni kehidupan, dan menghilangkan sengketa," katanya.

Ia pun menyebut perlunya pihak ketiga yang menjadi penengah dalam proses islah tersebut. Namun, Sri Sultan HB X belum dapat memberikan jawaban pasti saat ditanya apakah bersedia memfasilitasi proses rekonsiliasi nasional antarkontestan pemilu. "Kalau itu saya belum tahu jawabannya," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement