Rabu 19 Jun 2019 18:57 WIB

Kiai Maruf Harap Islam Moderat Jadi Arus Utama

Islam moderat harus diarusutamakan dan dijadikan pedoman untuk umat.

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Hafil
KH Maruf Amin
Foto: Republika/Maman Sudiaman
KH Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG—KH Ma’ruf Amin kembali menggelorakan semangat persatuan dan kerukunan antar anak bangsa. Hal tersebut dia sampaikan dalam acara halaqah kebangsaan dan halalbihalal Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah,

Mukhtazar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini menekankan pentingnya pemahamam Islam moderat harus diarusutamakan dan dijadikan pedoman untuk umat Islam di Indonesia  dalam mejaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Baca Juga

“Maka gerakan-gerakan yang ekstrim dengan maksud untuk memaksakan kehendak, harus diluruskan sehingga tidak menimbulan kegaduhan di negeri ini,” ujarnya dalam acara yang digelar di Hotel Crowne Plaza, Semarang, Rabu (19/6).

Pada bagian lain, Kiai Ma’ruf juga menegaskan, Pancasila yang telah disepakati sebagai ideologi  dan dicita- citakan para pendiri bangsa ini sudah final. Maka tidak boleh ada ideologi lain yang bisa mengganggu dan merusak keutuhan bangsa.

Oleh karena itu paham lain, seperti khilafiah tidak boleh dibiarkan masuk ke Indonesia. “Keutuhan negara harus dijaga dari orang- orang yang berupaya mencederai kebhinekaan dan NKRI yang dibangun melalui Pancasila dan berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa,” tandasnya.

Ia juga menjelaskan, mengapa paham-paham seperti khilafah dan sejenisnya harus ditolak di Indonesia. Karena sistem yang dianut dengan sendirinya telah menyalahi kesepakatan para ulama terdahulu yang ikut melahirkan bangsa Indonesia.

Menurutnya, Nahdlatul Ulama (NU) juga harus bisa menjaga NKRI dan mewujudkan Islam yang utuh. Yakni Islam Nusantara yang mampu menjadi penjaga atas upaya- upaya yang coba membenturkan dengan pemikiran kebangsaan dan kenegaraan.

“Bahkan, bila perlu pemahaman mengenai Islam moderat melalui semacam pelajaran harus diberikan, baik di sekolah- sekolah maupun pendidikan-pendidikan yang ada di luar sekolah,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement