REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Mantan Presien UEFA Michel Platini akhirnya dilepas oleh investigator antikorupsi Prancis. Platini dilepas setelah dicecar pertanyaan seputar penunjukan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Sebelumnya, Platini dilarang berkativitas di sepakbola setelah melanggar kode etik pada 2015.

Platini menyatakan tidak ada yang salah dalam penunjukan Qatar. Qatar mengalahkan Amerika Serikat, Australia, Korea Selatan dan Jepang pada 2010. Platini kemudian ditahan dan diinterogasi di Nanterre, Paris. "Itu (interogasi) berlangsung lama tapi mempertimbangkan beberapa pertanyaan, itu cukup lama. Sejak saya ditanya tentang Piala Eropa 2016, Piala Dunia di Rusia, Piala Dunia di Qatar, FIFA" kata Platini, dikutip BBC, Kamis (20/6).

Polisi telah menginvestigasi terkait dugaan korupsi, yang terjadi pada 2018 dan Piala Dunia 2022 dalam dua tahun terakhir. Polisi juga dilaporkan telah meminta keterangan dari Sepp Blatter sebagai mantan presiden Fifa pada 2017. Sementara, FIFA masih enggan memberikan keterangan lebih lanjut usai pemeriksaan.

Pengacara Platini menegaskan bahwa klienya tidak ditahan. Platini dinilai menjawa semua pertanyaan dengan jelas dan benar, termasuk situasi pemberian jatah tuan rumah Piala Eropa 2016. "Dia tidak melakukan apapun dalam kompetisi ini, yang mana tidak ada hubungannya dengan dia sama sekali. Dia sangat pecaya diri soal apa yang akan terjadi," kata pengacara Platini. 

Ikuti Whatsapp Channel Republika