Rabu 26 Jun 2019 05:21 WIB

Pemerintah Zimbabwe akan Jual Gajah

Zimbabwe kewalahan mengurusi populasi gajah.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Gajah Afrika Selatan (ilustrasi)
Foto: AP Photo
Gajah Afrika Selatan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, HARARE -- Presiden Zimbabwe Emmerson Mngangagwa mengatakan, negaranya akan memberi perhatian dua kali lipat dalam menjual gajah liar kepada negara-negara yang membutuhkan kehadiran hewan tersebut. Alasannya adalah karena populasi gajah di Zimbabwe dinilai sudah terlampau tinggi.

Menyampaikan pidato di depan wartawan pada akhir pertemuan Uni Afrika/KTT PBB di Victoria Falls, Selasa (25/6) waktu setempat, Mnangagwa mengatakan, negaranya memilki populasi gajah sebanyak 84 ribu, sementara pemerintah hanya dapat mengurus sekitar 50 ribu gajah.

Baca Juga

"Beberapa saudara kita di utara telah menghabiskan kehidupan liar mereka, kami bersedia menjual hewan tersebut, dan dalam beberapa kasus kami menyumbangkan hewan-hewan ini," ujarnya, seperti dikutip CNN, Rabu (26/6).

Mngangagwa menyebut negara tetangga Angola menjadi tujuan penjualan gajah yang potensial. Sebab, negara tersebut akan memperkenalkan kembali populasi gajah ke area satwanya karena ranjau darat sudah dipindahkan.

"Angola memiliki masalah karena perang; dan banyak ranjau darat. Banyak hewan pindah ke selatan. Jadi, kami sekarang bekerja sama dengan Angola mengumpulkan dana untuk memusnahkan ranjau darat itu," ujarnya.

Dia mengatakan, bahwa Zimbabwe akan membantu Angola dalam memberikan singa Angola, gajah, dan kerbau. "Saya pikir ini adalah pendekatan yang sangat manusiawi untuk masalah satwa liar," katanya.

Pada Mei lalu, Zimbabwe menghasilkan 2,7 juta dolar AS dari penjualan lebih dari 90 gajah ke Cina dan Dubai. Pada saat itu, agen satwa liar di negara mengatakan, uang dari penjualan akan digunakan untuk mendukung konservasi.

Pada KTT PBB, Mnangagwa juga menyerukan pencabutan larangan perdagangan gading global agar negaranya dapat menjual persediaan gading dan cula badaknya yang bernilai 600 juta dolar AS. Mnangagwa mengatakan, angka tersebut akan memungkinkan Zimbabwe mendanai upaya konservasi selama dua dekade.

Penjualan gading dilarang oleh perjanjian internasional tentang perdagangan spesies langka. Namun, Zimbabwe dan negara-negara tetangganya Botswana, Namibia, dan Zambia, dengan dukungan Afrika Selatan, mengajukan permohonan baru untuk mencabut pembatasan.

Negara-negara tersebut memiliki lebih dari setengah gajah di dunia. Mereka memiliki stok cadangan jutaan dolar yang mereka katakan bisa dijual untuk mendanai konservasi.

Menteri Lingkungan Botswana Kitso Mokaila mengatakan, seluruh dunia kini tengah berupaya menutup pasar gading. Sehingga, ia pun bertanya mengenai bom waktu

"Sebab, ketika orang akhirnya mengatakan 'kita sakit dan lelah menjadi penjaga kebun binatang,' ketika tidak ada kembali dalam investasi dan mereka pergi secara acak ke sana dan membantai mereka, itulah masalah sebenarnya," ujarnya.

Penduduk dan petani di komunitas perdesaan juga sering mengeluh tentang gajah yang menyerang tanah mereka dan merusak tanaman.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement