Jumat 28 Jun 2019 10:38 WIB

Indonesia Genjot Ekspor Pertanian

Peluang ekspor tersebut bisa didapatkan melalui kerja sama bilateral.

Rep: Imas Damayanti/ Red: EH Ismail
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementan Yasid Taufik (berjas) menyambut perwakilan kementerian pertanian Cina
Foto: Humas Kementan
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementan Yasid Taufik (berjas) menyambut perwakilan kementerian pertanian Cina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia akan mengekspor buah-buahan tropis ke Cina seiring dengan defisitnya neraca perdagangan Indonesia dengan negeri itu sebesar Rp 17 triliun. Defisit tersebut diharapkan dapat diperkecil dengan adanya hubungan dagang yang lebih baik. 

Diketahui, Presiden Jokowi dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mendorong peningkatan ekspor buah-buahan. Salah satu upayanya adalah mengikuti Fruit Expo 2019, di Guangzhou, Cina. Dalam kegiatan tersebut, Kementan membawa anggota delegasi sebanyak delapan pelaku usaha, eksportir, sekaligus produsen hortikultura. 

"Kita berharap ada kerja sama bilateral yang lebih baik lagi," ujar Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan)  Yasid Taufik, dalam keterangan pers yang diterima Republika, Jumat (28/6). 

Pimpinan Departemen Pertanian dan Urusan Pedesaan Cina yang diwakili Li Xiao Jun mengatakan, peluang ekspor tersebut bisa didapatkan melalui kerja sama bilateral dengan Cina. Li Xiao Jun menjelaskan bahwa Cina tidak memproduksi manggis, salak, dan durian padahal komoditas tersebut cukup digemari masyarakat Cina.

"Beberapa buah tropis ada yang diproduksi sendiri seperti pisang, buah naga dan lengkeng namun tidak sepanjang tahun karena merupakan negara empat musim. Pada saat produksi tidak ada, mereka membutuhkan impor dari negara lain," ujar Xiao Jun.

Li Xiao Jun berjanji akan memikirkan cara untuk meningkatkan hubungan perdagangan. Di antaranya melalui peningkatan hubungan dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Guangzhou dalam rangka identifikasi hal-hal yg bisa dilakukan. Hal tersebut, kata dia, tentu saja kerja sama yang perlu dibangun antara federasi pelaku usaha pertanian Cina dengan pelaku usaha pertanian di indonesia. 

"Kerja samanya diharapkan adalah kerjasama berjangka panjang," kata Xiao Jun.

Sekretaris Ditjen Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Rossy Verona menyampaikan,  prioritas utama pemerintah Indonesia adalah memperkecil defisit perdagangan. Untuk itu Rossy Verona mengundang pemerintah Propinsi Guangzhou mengunjungi paviliun Indonesia pada Fruit Expo. 

"Kami juga mengundang Propinsi Guangzhou untuk datang pada saat Trade Expo Indonesia yang akan berlangsung pada 16-20 Oktober 2019 di Indonesia sambil berkunjung  berkunjung melihat langsung kebun-kebun hortikultura di Indonesia. Sehingga diharapkan bisa melihat langsung keunggulan hortikultura Indonesia dibandingkan negara Asia lainnya," kata Rossy.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement