REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kehadiran Unai Emery, yang menggantikan posisi Arsene Wenger di kursi pelatih serta perekrutan sejumlah penggawa anyar, membuat Arsenal cukup optimitis menatap musim 2018/2019. Target untuk bisa finis di empat besar dan tampil di Liga Champions musim depan kian tergambar jelas saat tim asal London Utara itu sempat menempati peringkat keempat pada pertengahan musim.
Namun, hanya bisa memetik tiga kemenangan dan menelan empat kekalahan di delapan laga terakhir Liga Primer Inggris membuat Arsenal gagal bertahan di peringkat keempat. Posisi The Gunners diambil alih oleh rival bebuyutan, Tottenham Hotspur. Seiring kegagalan finis di empat besar, pupus pula harapan the Gunners tampil di Liga Champions musim depan via jalur posisi akhir di Liga Primer Inggris.
Satu-satunya harapan untuk tampil di Liga Champions musim depan dengan cara menjuarai Liga Europa pun ikut musnah. The Gunners malah dibungkam Chelsea, 1-4, di partai puncak Liga Europa, akhir bulan lalu. Akhirnya, semua optimisme dan antusiasme pada awal musim lalu berubah menjadi kekecewaan lantaran skuat the Gunners gagal memenuhi target untuk bisa finis di empat besar atau pun kembali berkiprah di Liga Champions.
Reaksi paling wajar yang bisa ditunjukkan Arsenal pasca-kegagalan pada musim lalu adalah perombakan skuat guna meningkatkan kualitas tim secara keseluruhan. Aktivitas di bursa transfer menjadi salah satu pilihan yang bisa ditempuh oleh Pasukan Gudang peluru. Hal ini pun diakui oleh Unai Emery.
''Ide besarnya adalah membangun tim yang lebih kompetitif pada musim depan karena kami sudah cukup dengan target kami. Saya cukup bangga dengan apa yang ditampilkan para pemain, tapi tidak dengan kegagalan memenuhi target kami. Kami harus meningkatkan kemampuan para pemain muda yang telah kami miliki dan mungkin ada sejumlah pemain yang akan kami lepas,'' ujar Emery seperti dikutip Sky Sports, awal bulan lalu.
Apabila menilik komposisi skuat Arsenal musim lalu, memang terlihat ada sedikit ketimpangan antara lini per lini, terutama dari segi rataan usia. Sementara lini tengah dan lini depan the Gunners dihuni pemain-pemain muda, seperti Lucas Torreira, Matteo Guendouzi, ataupun Alex Iwobi dan Maitland-Niles, lini belakang justru kerap kedodoran lantaran hanya mengandalkan pemain-pemain senior.
Sebut saja dua bek tengah yang dimiliki Arsenal, Sokratis Papastathopoulos dan Laurent Koscielny, yang sudah menginjak usia 30 tahun lebih. Dari stok bek tengah yang dimiliki the Gunners pada musim lalu, tercatat hanya Shkodran Mustafi (27 tahun) menjadi pemain yang paling muda. Sementara Rob Holding (23 tahun) lebih banyak menghabiskan waktu di ruang perawatan lantaran cedera.
Di titik ini, saran yang disampaikan mantan penyerang Arsenal, Charlie Nicholas, dirasa cukup masuk akal. Menurut eks penyerang timnas Skotlandia itu, the Gunners membutuhkan dua bek tengah yang kuat demi bisa tampil lebih kompetitif pada musim depan.
''Mereka membutuhkan dua bek tengah yang cekatan. Satu-satunya bek tengah terbaik yang mereka miliki adalah Koscielny, tapi performa dia juga sudah menurun, terutama sejak mengalami cedera dua atau tiga tahun lalu. Saya mungkin akan senang jika mereka mendatangkan satu gelandang dan satu penyerang lagi, tapi hal yang penting buat mereka saat ini adalah kehadiran setidaknya dua bek tengah baru,'' kata Charlie seperti dikutip Sky Sports, awal pekan ini.