REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) DIY mulai melakukan dropping air bersih ke Kabupaten Gunungkidul. Kekeringan sudah dirasakan masyarakat setidaknya satu pekan terakhir.
Kepala Cabang ACT DIY, Bagus Suryanto mengatakan, kekeringan dan krisis air bersih di Kabupaten Gunungkidul memang menjadi sorotan ACT. Tercatat, kekeringan sudah melanda 10 kecamatan.
Mulai Kecamatan Girisubo, Purwosari, Rongkop, Tepus, Ngawen, Ponjong, Semin, Patuk, Semanu dan Kecamatan Paliyan. Setidaknya, total ada 104.166 jiwa terdampak kekeringan yang terjadi.
Ia menerangkan, Program Dropping Air Bersih memang menjadi salah satu usaha yang dilakukan ACT DIY dalam membantu masyarakat. DIstribusi menggunakan armada truk tangki berkapasitas 5.000 liter.
"Pendistribusian air bersih dimulai pekan ini dengan mengerahkan lima armada truk tangki yang membawa bantuan total 10 tangki ke empat desa di Kabupaten Gunungkidul," kata Bagus, Sabtu (29/6).
Kharis Pradana dari Tim Program ACT DIY menuturkan, distribusi air bersih merupakan program darurat untuk menyuplai air. Utamanya, di Kabupaten Gunungkidul selama kekeringan melanda.
Ia mengakui, Program Dropping Air Bersih memang bukan merupakan solusi jangka panjang untuk memutus krisis kekeringan. Tapi, program itu setidaknya menjadi solusi yang bisa cepat dirasakan masyarakat.
"Bersama-sama kita memberi bantuan air bersih, bisa meringankan beban masyarakat yang sedang dilanda krisis air bersih," ujar Kharis.
Targetnya, ada 500 tangki atau sebanyak 2,5 juta liter air bersih selama musim kemarau yang akan disalurkan ACT DIY. Target itu akan diperbarui jika kondisi kekeringan terus meluas.
Selain Dropping Air Bersih, ACT DIY memiliki program jangka panjang yang sudah dilakukan bernama Sumur Wakaf. Bahkan, program itu telah dilaksanakan sejak beberapa tahun terakhir.
Sumur Wakaf sendiri merupakan program pembangunan sumur bor yang dikelola Global Wakaf-ACT. Sampai saat ini, jumlahnya mencapai 18 titik dengan kedalaman 50-100 meter.