REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nasdem kurang sepakat dengan wacana partai-partai pendukung Prabowo-Sandi bergabung ke koalisi pendukung Jokowi - Ma'ruf. Nasdem menilai, oposisi tetap diperlukan sebagai koreksi bagi pemerintah.
"Kita ingin menjaga demokrasi yang sehat, tidak mesti semuanya dalam kabinet. Ada juga yang di luar kabinet untuk menjadi penyeimbang dan oposisi konstruktif," kata Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Johnny G Plate di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Kamis (4/7).
Plate mengatakan, partai-partai pendukung Prabowo-Sandi, pada saat masa kampanye memiliki pemikiran dan program yang berlawanan dengan Jokowi - Ma'ruf. Bahkan, kata Plate partai-partai pendukung Prabowo-Sandi tak jarang menyerang program Jokowi.
Sehingga, kata Plate, bila partai-partai pendukung Prabowo-Sandi merapat ke Koalisi Indonesia Kerja (KIK), maka akan memerlukan penyesuaian yang tidak mudah.
"Silakan melihat kembali perjalanan kampanye selama hampir sembilan bulan. Apa yang disampaikan kepad publik, bagaimana pendapatnya, lalu seolah membodoh-bodohkan programnya Pak Jokowi," kata Plate.
Plate pun menilai, pemerintahan tetap memerlukan oposisi sebagai penyeimbang. Menurut dia, kabinet Jokowi memerlukan oposisi yang konstruktif. Karena itu, Plate menilai tidak harus semua partai berada di dalam kabinet.
"Berada di luar kabinet juga terhormat dan menjalankan fungsi-fungsi atau tugas-tugasnya utk membangun negara," kata dia.
Terlepas dari sikap partai, Nasdem menyerahkan sepenuhnya formasi koalisi dan pengisi kabinet pada Jokowi selaku pimpinan koalisi dan presiden terpilih. Yang terpenting, kata dia, formasi kabinet dapat mendukung pelaksanaan program Jokowi - Ma'ruf.
"Yang paling penting kabinetnya itu cocok dengan Pak Jokowi bisa membentuk kabinet yang efektif, efisien, karena rakyat berharap kabinetnya produktif.kami mendukung," ujar dia.