REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran mengutuk penyitaan tanker minyak oleh Inggris di Gibraltar. Negara itu menuntut pembebasan segera kapal tanker yang diduga akan mengirim minyak ke Suriah.
Dilansir Aljazirah, Kementerian luar Negeri Iran dalam sebuah pernyataan Jumat (5/7) menyatakan langkah Inggris tersebut tidak dapat diterima. Hal itu disampaikan pada pertemuan dengan duta besar Inggris, yang telah dipanggil untuk mendengar protes resmi.
Dia menyerukan agar kapal tanker minyak segera dibebaskan. Pernyataan itu menyebutkan, pembebasan perlu dilakukan mengingat bahwa kapal itu telah disita atas permintaan Amerika Serikat (AS), berdasarkan informasi yang saat ini tersedia.
Marinir Kerajaan Inggris, polisi, dan agen bea cukai pada Kamis (4/7) menyita kapal Grace 1, karena dicurigai membawa minyak mentah Iran ke Suriah dalam pelanggaran sanksi Uni Eropa (UE) terhadap pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad. Penasihat keamanan nasional Gedung Putih, John Bolton memuji penahanan kapal supertanker itu.
"Berita bagus, Inggris telah menahan kapal super Grace I yang sarat dengan minyak Iran untuk Suriah karena melanggar sanksi UE," kata Bolton di Twitter.
Sementara, Eropa telah melarang pengiriman minyak ke Suriah sejak 2011. Eropa tidak pernah menyita tanker di laut. Berbeda dengan Amerika, Eropa tidak memiliki sanksi luas terhadap Iran.
"Ini adalah pertama kalinya Uni Eropa melakukan sesuatu yang begitu publik dan sangat agresif. Saya membayangkan itu juga dikoordinasikan dalam beberapa cara dengan AS mengingat pasukan anggota NATO telah terlibat," kata seorang mitra dengan firma hukum Pillsbury Winthrop Shaw Pittman yang memberi nasihat kepada perusahaan tentang sanksi, Matthew Oresman.
Adapun pihak berwenang di Gibraltar menduga kapal itu membawa pengiriman minyak mentah ke Kilang Banyas di Suriah. "Kilang itu adalah milik entitas yang dikenai sanksi Uni Eropa terhadap Suriah," kata Kepala Menteri Gibraltar Fabian Picardo.
Penjabat Menteri Luar Negeri Spanyol Josep Borrell mengungkapkan, Gibraltar menahan supertanker itu setelah permintaan dari AS. Spanyol sedang melihat penyitaan kapal dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi kedaulatan Spanyol, seperti yang tampaknya terjadi di perairan Spanyol. Sementara, Spanyol tidak mengakui perairan di sekitar Gibraltar sebagai bagian Inggris.
Penahanan kapal dilakukan pada saat yang sensitif ketika UE mempertimbangkan bagaimana menanggapi Iran. Sebelumnya, Iran mengumumkan akan melampaui tingkat pengayaan uranium maksimum dalam perjanjian nuklir 2015 Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).