Sabtu 06 Jul 2019 16:34 WIB

Warga dan Mahasiswa Protes Rencana Motor Bayar Masuk UI

Rencana motor bayar masuk UI dinilai memberatkan mahasiswa dan warga sekitar.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Ani Nursalikah
Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat.
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Warga Kecamatan Beji, Kota Depok dan mahasiswa protes keras dengan rencana kebijakan baru pengelola Kampus Universitas Indonesia (UI) yang akan menerapkan masuk berbayar bagi pengendara motor ke Kampus UI.

Bagi warga di belakang Kampus UI yang merasa terisolasi, yakni warga Kelurahan Beji, Kelurahan Kukusan dan Kelurahan Tanah Baru, jalan lingkungan Kampus UI merupakan jalan pintas pengendara motor menuju Stasiun KRL UI, Stasiun KRL Pondok Cina, Jalan Margonda, dan Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Baca Juga

"Jika tidak melalui jalan pintas lingkungan Kampus UI, pengendara motor cukup jauh memutar. Jelaslah warga keberatan harus bayar untuk melintas," ujar Bayu, seorang pengendara motor yang merupakan warga Beji, Sabtu (6/7).

Dia menyayangkan kebijakan pengguna kendaraan motor berbayar masuk Kampus UI. "Sebagai lembaga pendidikan, UI semestinya harus peduli dengan lingkungan sosial masyarakat sekitar, janganlah segala sesuatu dibisniskan. Jangan juga Kampus UI jadi kota dalam kota," ujar Bayu.

Seorang pengmudi ojek online yang juga warga Beji, Ucok, keberatan dengan kebijakan berbayar melintas di Kampus UI. "Matre banget sih UI, melintas harus bayar, parkir juga bayar lagi, jangan-jangan nanti orang yang masuk juga harus bayar," ujarnya.

Berdasarkan informasi yang didapat, mobil yang memasuki area Kampus UI dikenakan tarif Rp 4.000. Sedangkan motor Rp 2.000 untuk satu jam pertama dan Rp 1.000 untuk jam berikutnya.

Penerapan tarif tersebut sudah diberlakukan sejak lama untuk mobil yang masuk dari pintu utama. Namun, selama ini motor tidak dikenakan biaya masuk.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, saat ini semua pintu masuk dan keluar untuk kendaraan motor di pintu belakang Kampus UI di Kukusan, Beji, dan Pondok Cina sudah terpasang portal dan loket pembayaran.

Mahasiswa UI dan PNJ juga menolak rencana kebijakan pengendara motor berbayar masuk Kampus UI. Sejumlah spanduk penolakan juga terpasang yang diataranya bertuliskan, 'Welcome to PNJ Town Square",  "Campus Commercialization", "Masuk Kampus UI Jangan Samakan Dengan Masuk Ancol"  "Kampus Kami Aman tanpa Secure Parking."

Rencana penerapan kebijakan tarif masuk UI diberlakukan Direktorat Pengelolaan dan Pemeliharaan Fasilitas (DPPF) sejak 2018. "Kami kaget karena tiba-tiba palang pintu parkir sudah terpasang, sepertinya dipasang saat libur. Kami akan melakukan aksi penolakan karena cukup memberatkan," ujar Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) PNJ, Iqbal Fauzan.

Iqbal mengatakan, aturan tersebut sangat memberatkan mahasiswa yang kos dan seharian beraktivitas di kampus. "Masuk bayar, terus saat parkir di fakultas bayar lagi. Dua kali bayar dong. Kampus itu bukan mal dan tempat rekreasi," ujarnya.

Selain itu, ia akan menghimpun dukungan dengan petisi online menolak pembayaran parkir masuk motor. "Kami akan membuka petisi online dan negosiasi penolakan masuk Kampus UI berbayar," ucapnya.

Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) dan Keterbukaan Informasi Publik UI, Rifelly Dwi Astuti, mengatakan belum dapat memberikan penjelasan terkait kendaraan motor masuk UI berbayar. "Belum diberlakukan, masih dalam pembahasan. Kalau diberlakukan nanti akan ada sosialisasi dan uji coba," ujarnya.

Dia menambahkan, rencananya, uji coba sistem parkir berbayar akan dilakukan selama dua pekan yakni pada 15 Juli hingga 31 Juli 2019. "Kami sangat memahami area Kampus UI Depok kerap dijadikan akses untuk melintas. Jadi, untuk warga tak perlu risau karena akan akan disediakan lintasan khusus bagi pengendara motor yang melintas dan tanpa harus membayar biaya masuk Kampus UI atau bebas melintas selama 15 menit," ujar Rifelly.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement