REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL – Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in meminta Jepang menarik kontrol atau pembatasan ekspor untuk perusahaan-perusahaan di negaranya. Dia menilai, upaya pembatasan perdagangan itu memiliki tujuan politik.
“(Saya) meminta pihak Jepang untuk menarik kembali langkah tersebut dan menyerukan konsultasi yang tulus antara kedua negara,” kata Moon dalam pidatonya pada Senin (8/7), dikutip laman kantor berita Korsel, Yonhap.
Itu merupakan pernyataan perdana Moon menanggapi persoalan tersebut. Dia mengatakan pemerintahannya akan berusaha menangani masalah itu dengan tenang dan menyelesaikannya secara diplomatis dengan pihak Jepang.
Moon menyarankan kepada perusahaan-perusahaan di negaranya untuk memperluas pengembangan teknologi serta investasi. Mereka didorong untuk mampu melepaskan diri dari struktur industri yang bergantung secara eksternal. Hal itu dapat dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan perusahaan komponen dan material produksi.
Jepang diketahui telah mengumumkan tentang pembatasan ekspor bahan baku ponsel pinatr atau gawai ke Korsel. Hal itu terjadi menyusul perselisihan kedua negara terkait kerja paksa pada masa perang. Pengadilan Korsel meminta perusahaan asal Jepang memberikan kompensasi kepada para korban kerja paksa.
Namun Jepang menolak permintaan tersebut. Ia bahkan mengajukan kasus itu ke arbitrase. Menurut Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang, pembatasan ekspor terhadap perusahaan Korsel mulai diberlakukan pada 4 Juli.
Langkah itu dikhawatirkan akan mengganggu proses produksi perusahaan-perusahaan teknologi dam komunikasi asal Korsel, seperti Samsung Electronics, LG Electronics, dan SK Hynix Inc. SK Hynix Inc merupakan produsen cip terbesar di dunia yang memasok kebutuhan perusahaan Apple dan Huawei Technologies.