REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menerima kunjungan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan di Gedung Putih pada 22 Juli 2019. Pakistan pertama kali mengonfirmasi pertemuan tersebut dan menyatakan, Khan akan mengunjungi AS pada 21-23 Juli 2019. Ini akan menjadi pertemuan puncak tingkat pertama antara kedua negara.
Juru bicara Gedung Putih, Stephanie Grisham mengatakan, kunjungan Khan akan fokus pada penguatan kerja sama antara AS dan Pakistan. Terutama kerja sama perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran ekonomi ke wilayah yang berkonflik.
"Presiden Trump dan Perdana Menteri Khan akan membahas berbagai masalah, termasuk kontraterorisme, pertahanan, energi, dan perdagangan, dengan tujuan menciptakan kondisi untuk Asia Selatan yang damai dan kemitraan abadi antara kedua negara kami," ujar Grisham, dilansir Anadolu Agency, Kamis (11/7).
Kementerian Luar Negeri Pakistan menyatakan, Khan dan Trump akan membahas masalah-masalah bilateral dan regional. Selain itu, Khan juga akan bertemu dengan anggota terkemuka Kongres AS, para pemimpin perusahaan, serta diaspora Pakistan.
Dilaporkan Pakistan Today, Khan akan menguraikan visinya tentang Naya Pakistan, dan menggarisbawahi pentingnya Pakistan melekat pada hubungan yang lebih luas dengan AS. Kementerian Luar Negeri Pakistan menyatakan, dalam konteks regional perdana menteri akan menggarisbawahi komitmen Pakistan terhadap perdamaian, stabilitas, dan pentingnya keterlibatan konstruktif mempromosikan solusi politik di Afghanistan.
Khan juga akan menyoroti kebijakan Pakistan tentang lingkungan yang damai. Hal ini bertujuan untuk menyelesaikan perselisihan melalui dialog dan mempromosikan visi perdamaian, kemajuan dan kemakmuran di Asia Selatan dan sekitarnya.
Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan telah mengumumkan bahwa perdana menteri akan melakukan kunjungan resmi ke AS. Perdana menteri dijadwalkan bertemu Presiden Donald Trump pada 22 Juli.