REPUBLIKA.CO.ID, Tahun 2016 menghadirkan memori kelam bagi petenis asal Republik Ceska, Petra Kvitova, ketika dirinya menjadi korban serangan menggunakan pisau di tempat tinggalnya di Prostejov. Tangan kirinya mengalami luka serius sehingga harus absen bermain tenis berapa bulan.
Kejadian mengerikan itu membekas di benak Kvitova hingga sekarang ini. Dikutip dari BBC, Senin (8/7), pemain 29 tahun itu mengungkapkan rasa syukurnya masih selamat dari serangan. Dia juga bersyukur dapat melanjutkan hidupnya hingga sekarang.
Kvitova sempat waswas saat mengetahui tangannya cedera serius sehingga dapat memengaruhi kariernya di dunia tenis. Dokter waktu itu hanya memberikan harapan 10 persen atas dirinya untuk bisa bermain tenis lagi.
Namun waswas itu hilang setelah lima bulan kemudian Kvitova kembali turun gelanggang. Delapan gelar berhasil diraihnya dan mencapai final di Australia Terbuka. "Saya selalu tahu saya seorang petarung di lapangan, tetapi saya tidak pernah benar-benar tahu bahwa saya adalah petarung yang lebih besar di luar lapangan," katanya.
Kvitova juga mempunyai ambisi meraih prestasi tertinggi di Wimbledon. Dia salah satu pemain yang difavoritkan meraih gelar bergengsi tersebut. Ia merupakan juara dua kali Wimbledon yaitu pada 2011 dan 2014. Namun langkahnya kali ini terhenti di babak 16 besar.