Ahad 14 Jul 2019 13:38 WIB

Mengintip Ternak Global Qurban di Blora Merawat Hewan Kurban

Hewan diberikan pakan khusus.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Peluncuran program Global Qurban 2019 bertema Dermawan  Berqurban, Berkahnya Bahagiakan Dunia di Lumbung Ternak Wakaf di desa Gadu, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Kamis (11/7).
Foto: Republika/Binti Sholikah
Peluncuran program Global Qurban 2019 bertema Dermawan Berqurban, Berkahnya Bahagiakan Dunia di Lumbung Ternak Wakaf di desa Gadu, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Kamis (11/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BLORA - Hewan ternak Global Qurban Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang dikelola oleh para peternak di Kecamatan Sambong Kabupaten Blora, Jawa Tengah, dipelihara secara khusus. Terutama dalam hal pakan.

Koordinator ACT Jawa Tengah, Sri Suroto, mengatakan, ACT bermitra dengan masyarakat di Blora untuk pemeliharaan hewan ternak untuk kurban. ACT memiliki dua program yakni pembibitan dan penggemukan.

Baca Juga

Mendekati Hari Raya Idul Adha, program lebih banyak difokuskan ke penggemukan karena mengejar sisa waktu yang tinggal satu bulan. "Ada pola pakan. Sehingga hewan ketika penggemukan sesuai harapan minimal 27 kilogram," ucap Sri Suroto kepada wartawan di sela-sela peluncuran program Global Qurban 2019.

Sri Suroto menjelaskan, pakan yang dipakai untuk penggemukan berupa pakan fermentasi. Pakan tersebut dibuat dari formula sisa-sisa hasil pertanian yang dicacah kemudian dicampur susu fermentasi. Formula pakan tersebut mengandung gizi dan isi sehingga dalam waktu satu sampai dua bulan hewan bisa gemuk sesuai harapan.

Pakan lainnya yakni rumput odot digunakan untuk breeding atau pembibitan. Proses pembibitan ternak harus menggunakan pakan hijau, sebab jika menggunakan pakan fermentasi akan gagal karena cenderung panas.

"Rumput odot ini prinsipnya kalau dipotong malah tambah subur. Beda dengan rumput gajah, ini nutrisinya lebih tinggi. Untuk pembibitan bagus dari sisi nutrisi dan perkembangan lebih cepat," ungkapnya.

Sementara itu, seorang peternak, Joko Santosa, mengatakan rumput odot memiliki beberapa keunggulan, di antaranya cepat tumbuh dan dapat dipanen minimal empat kali dalam sepekan.

Rumput odot ditanam disekitar lahan LTW. Para peternak membagi rumput tersebut menjadi beberapa blok untuk memudahkan saat panen. Setiap blok dapat menghasilkan puluhan kilogram rumput. Nantinya rumput odot dicampur dengan formula seperti serbuk kulit kacang tanah, kangkung kering, bekatul hingga konsentrat. Tujuannya supaya berat ternak cepat bertambah.

"Dalam satu hari ribuan ternak ini bisa menghabiskan 12 drum pakan saat pagi hari. Untuk malam hari bisa lebih banyak, bisa mencapai 20 drum," papar Joko.

Pemeliharaan hewan ternak Global Qurban tersebut ditempatkan jauh dari pemukiman. Tujuannya agar hewan ternak tidak mudah stres dan kehilangan berat badan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement