REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Sejumlah warga di Desa Jelegong, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung mulai terkena dampak kekeringan dari musim kemarau yang tengah berlangsung. Sebagian dari mereka kesulitan untuk memperoleh air bersih yang digunakan kebutuhan sehari-hari.
Ketua Dusun wilayah 4, Desa Jelegong, Dadang Sutisna mengungkapkan di RW 16 yang terdiri dari tiga RT sudah merasakan kesulitan memperoleh air bersih. Sebagian dari mereka terpaksa harus mengambil air bersih dari mata air yang berada di area pesawahan di RW lain.
"Di RW 16, Desa Jelegong berada di kaki gunung. Awalnya ada mata air tapi sekarang gak ada. Jadi mereka ngambil air secara manual di area pesawahan. Mata airnya ngalir terus," ujarnya kepada Republika, Ahad (14/7).
Diluar RW tersebut, ia mengungkapkan air bersih relatif bisa diakses oleh masyarakat. Menurutnya, tiap kemarau di RW 16 selalu mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih.
"Mereka menyiasatinya di wilayah situ ada mata air tapi di area pesawahan. Mereka ngambilnya kesana. Mereka ngambil pakai ember manual," ungkapnya.
Dadang mengatakan sebagian warga yang mengambil air di mata air dilakukan saat kondisi sumur di rumah mereka mengering. Sebelum kemarau, katanya biasanya warga memanfaatkan sumur-sumur mereka yang terdapat air bersih disana.
"Disini ada mata air juga di Gunung Lalakon tapi karena ada pengerukan jadi berkurang airnya jadi cuma 20 persen gak signifikan," katanya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bandung, Sudrajat mengatakan pihaknya, Senin (15/7) akan mengumpulkan seluruh camat untuk membahas antisipasi kekeringan di 31 Kecamatan. Pihaknya juga akan mendata daerah mana saja yang sudah mengalami kesulitan air bersih.
"Besok kita akan data (daerah kesulitan air bersih dan kekeringan) sekaligus tindaklanjutnya," katanya. Muhammad Fauzi Ridwan