REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sandiaga Uno menegaskan, tidak ada permusuhan yang terjadi antara Jokowi dan Prabowo. Meskipun berkompetisi dalam Pilpres 2019, menegaskan keduanya adalah saudara se-bangsa dan se-tanah air.
"Kita semuanya adalah bersaudara, kita kemarin tidak bermusuhan. Tidak perlu saling memutus silaturahim," ujar Sandi di Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Ahad, (14/7).
Menurut Sandi, dalam kontestasi politik bukanlah persaingan yang ditonjolkan. Namun hal terpenting yakni saling membangun kapasitas dan kualitas diri dalam memajukan bangsa.
Pasca-Pilpres, kata Sandi, semua pihak sudah harus mulai berbenah dan kembali mengerjakan tugas masing-masing. Yang terpilih, segera menyiapkan kepemimpinan selama lima tahun kedepan. "Bagaimana secara cerdas menempatkan diri. Yang terpilih menyiapkan, kemudian yang dikerjakan apa dulu sekarang? mislanya masalah lapangan kerja," ujarnya.
Prabowo Subianto (Kiri) dan Presiden RI, Joko Widodo (Kanan)
Sandi mengatakan, jangan sampai akibat kepentingan politik, program maupun kebijakan pemerintah terganjal. Karena itu, pemerintah harus kembali fokus untuk mengerjakan tugasnya khusunya yang menyangkut ketenagakerjaan.
"Kenapa gak dilakukan sekarang? kenapa harus nunggu oktober? kenapa harus nunggu kabinet baru? lakukanlah reformasi di bidang ketenagakerjaan, sehingga lapangan kerja bisa terbuka untuk masyarakat kita," ungkapnya.
Sebelumnya, Presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi) dan rivalnya dalam pilpres 2019 lalu, Prabowo Subianto, bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta pada Sabtu (13/7). Pertemuan ini sekaligus menjawab desakan dari kelompok masyarakat agar ada rekonsiliasi antara kedua pihak yang sempat berseteru dalam panggung pilpres lalu.