REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN Dradjad Wibowo menyarankan agar partainya konsisten mengambil posisi politik sebagai partai oposisi. Tujuannya, agar demokrasi Indonesia semakin kuat dan sehat.
"Jika itu bisa diwujudkan, demokrasi Indonesia akan semakin kuat dan sehat. Harapannya, kesejahteraan rakyat juga akan semakin meningkat karena itu saya selalu menekankan agar PAN konsisten beroposisi," kata Dradjad di Jakarta, Senin (15/7).
Dradjad sepakat dengan pernyataan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) bahwa menjadi oposisi itu terhormat, namun hal itu tidak terkait dengan dukung mendukung dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2019. Menurut dia, semua negara demokratis memerlukan checks and balances dan itu butuh peran parpol oposisi yang benar-benar menjalankan fungsinya secara baik.
"Ada beberapa negara di dunia ini yang seolah-olah demokratis, menyelenggarakan pemilu, ada parlemen namun checks and balances tidak berjalan. Pembagian kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif tidak terpenuhi dengan baik bahkan tidak jarang, penegakan hukumnya menjadi kangaroo court sebuah pengadilan yang semena-mena," ujarnya.
Dradjad mengatakan, agar fungsi pengawasan dan penyeimbang berjalan baik, maka diperlukan oposisi yang berkualitas, bisa menyampaikan koreksi dengan substansi dan data yang kuat, dan bisa menawarkan opsi kebijakan yang bermanfaat bagi rakyat. Dia menekankan bahwa beroposisi itu bukan berarti bermusuhan dan silaturahim tetap harus dibina, namun pihak pemerintah dan oposisi saling menghormati pilihan politik masing-masing.
"Justru, pemerintah dan oposisi saling berlomba berbuat kebaikan bagi rakyat. Jika itu bisa diwujudkan, demokrasi Indonesia akan semakin kuat dan sehat, dengan harapan kesejahteraan rakyat juga akan semakin meningkat," katanya.
Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais mengatakan, bahwa dirinya sepakat seribu persen jika rekonsiliasi diartikan sebagai upaya untuk menjaga keutuhan bangsa. Menurut Amien, bagi-bagi kursi justru hanya akan menimbulkan aib bagi para politikus.
"Apa gunanya dulu bertanding ada dua pasangan capres cawapres ujung-ujungnya lantas bagi-bagi, padahal maksudnya supaya ada alternatif, ada perspektif lain daripada yang dikerjakan petahana itu," ujar Amien di Jalan Daksa I Nomor 10, Kebayoran Baru, Senin (15/7).
Sementara itu Amien menegaskan bahwa dirinya tetap pada pendirianya sebagai oposisi. Menurutnya peran oposisi merupakan hal yang penting sebagai checks and balances.
"Kalau demokrasi tanpa oposisi itu namanya demokrasi bohong-bohongan, jadi demokrasi bodong," tegasnya.