REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris mengatakan Iran menyita dua kapal tanker minyak di Teluk pada Jumat (19/7), dan menyatakan kepada Teheran untuk mengembalikan kapal tersebut. Jika kapal tidak dilepaskan, Inggris mengancam Iran akan menghadapi konsekuensi dalam konfrontasi terbaru di sepanjang rute pengiriman minyak internasional.
Pengawal Revolusi Iran mengatakan mereka telah menangkap Stena Impero yang berbendera Inggris. Mereka mengumumkan langkah itu dua pekan setelah angkatan laut Inggris menangkap sebuah kapal tanker Iran di Gibraltar.
Kantor berita Tasnim mengatakan kapal kedua, Mesdar yang dioperasikan Inggris belum disita. Kapal telah diizinkan untuk melanjutkan perjalanan setelah diberi peringatan atas masalah keselamatan dan lingkungan.
Dari data pelacakan Refinitiv menunjukkan, Stena Impero dan Mesdar berubah arah dengan tajam dalam waktu 40 menit satu sama lain tak lama setelah memasuki Teluk melalui Selat Hormuz, mengambil arah menuju Iran. Data kemudian menunjukkan Mesdar mengubah arah lagi, menuju ke barat kembali ke Teluk.
"Serangan ini tidak bisa diterima. Sangat penting bahwa kebebasan navigasi dijaga dan bahwa semua kapal dapat bergerak dengan aman dan bebas di wilayah tersebut," kata menteri luar negeri Inggris Jeremy Hunt.
Hunt mengatakan dalam komentar yang dilaporkan oleh Sky News, bahwa akan ada konsekuensi jika Iran tidak mengembalikan kendali atas kapal. Namun menyatakan Inggris tidak mempertimbangkan opsi militer.
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengatakan dia akan berbicara dengan Inggris tentang masalah tersebut setelah sebelumnya berkonflik mengenai penembakan pesawat tanpa awak Iran di Selat Hormuz. Hubungan yang tegang antara Iran dan Barat telah memuncak setelah angkatan laut Inggris menangkap tanker Grace 1 Iran di Gibraltar pada 4 Juli. Kapal ditangkap atas dugaan penyelundupan minyak ke Suriah dalam pelanggaran sanksi Uni Eropa (UE).