REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Chief Executive Officer Siemens AG, Joe Kaeser mengatakan Presiden AS Donald Trump berubah menjadi simbol rasisme. Penilaian tersebut disampaikan Kaeser setelah Trump memberi tahu empat anggota parlemen Demokrat perempuan untuk 'kembali' ke tempat mereka berasal.
Kaeser, salah satu pemimpin bisnis paling terkemuka di Jerman, mengatakan di Twitter ia merasa tertekan. "Kantor politik paling penting di dunia berubah menjadi wajah rasisme dan pengucilan", ujar Kaeser dilansir Bloomberg, Senin (22/7).
"Saya tinggal di AS selama bertahun-tahun dan mengalami kebebasan, toleransi, dan keterbukaan yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Kaeser, yang pekerjaannya di masa lalu termasuk bertugas di unit Siemens di San Jose, California.
Kaeser (62 tahun) membalas tweet sarkastik oleh mantan anggota parlemen Jerman, Ruprecht Polenz, yang mengatakan Jerman mungkin harus mengambil kembali Trump. Salah satu kakek Trump beremigrasi ke AS pada tahun 1880-an.
Polenz, anggota partai Christian Union Union dari Kanselir Angela Merkel, mengomentari kampanye Trump di Greenville, North Carolina, pada hari Rabu di mana para pendukungnya mengarahkan teriakan "kirim dia kembali" kepada anggota parlemen Ilhan Omar, seorang warga negara AS kelahiran Somalia dari Minnesota.
Trump berusaha untuk menjauhkan diri dari seruan tersebut, meskipun ia tampaknya mundur dari penyangkalannya pada hari Jumat.