Senin 22 Jul 2019 09:09 WIB

CEO Siemens Sebut Trump Jadi Simbol Rasisme

Trump melontarkan pernyataan rasialis saa berkampanye di Greenville, North Carolina.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Dari kiri ke kanan, anggota Kongres perempuan AS yang merupakan warga keturunan Rashida Tlaib dari daerah pemilihan Michigan, Ilhan Omar dari Minnesota, Ayanna Pressley dari Massachusetts, dan Alexandria Ocasio-Cortez dari New York merespons pernyataan Presiden AS Donald Trump mengenai mereka dalam konferensi pers di Capitol, Washington, Senin (15/7).
Foto: AP Photo/J. Scott Applewhite
Dari kiri ke kanan, anggota Kongres perempuan AS yang merupakan warga keturunan Rashida Tlaib dari daerah pemilihan Michigan, Ilhan Omar dari Minnesota, Ayanna Pressley dari Massachusetts, dan Alexandria Ocasio-Cortez dari New York merespons pernyataan Presiden AS Donald Trump mengenai mereka dalam konferensi pers di Capitol, Washington, Senin (15/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Chief Executive Officer Siemens AG, Joe Kaeser mengatakan Presiden AS Donald Trump berubah menjadi simbol rasisme. Penilaian tersebut disampaikan Kaeser setelah Trump memberi tahu empat anggota parlemen Demokrat perempuan untuk 'kembali' ke tempat mereka berasal.

Kaeser, salah satu pemimpin bisnis paling terkemuka di Jerman, mengatakan di Twitter ia merasa tertekan. "Kantor politik paling penting di dunia berubah menjadi wajah rasisme dan pengucilan", ujar Kaeser dilansir Bloomberg, Senin (22/7).

Baca Juga

"Saya tinggal di AS selama bertahun-tahun dan mengalami kebebasan, toleransi, dan keterbukaan yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Kaeser, yang pekerjaannya di masa lalu termasuk bertugas di unit Siemens di San Jose, California.

Kaeser (62 tahun) membalas tweet sarkastik oleh mantan anggota parlemen Jerman, Ruprecht Polenz, yang mengatakan Jerman mungkin harus mengambil kembali Trump. Salah satu kakek Trump beremigrasi ke AS pada tahun 1880-an.

Polenz, anggota partai Christian Union Union dari Kanselir Angela Merkel, mengomentari kampanye Trump di Greenville, North Carolina, pada hari Rabu di mana para pendukungnya mengarahkan teriakan "kirim dia kembali" kepada anggota parlemen Ilhan Omar, seorang warga negara AS kelahiran Somalia dari Minnesota.

Trump berusaha untuk menjauhkan diri dari seruan tersebut, meskipun ia tampaknya mundur dari penyangkalannya pada hari Jumat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement